Konflik di Timur Tengah Turut Berpotensi Tekan Rupiah

18 April 2024 15:59

Potensi naiknya harga minyak dunia akibat konflik geopolitik di Timur Tengah juga memicu kekhawatiran kenaikan inflasi di sejumlah negara. Salah satunya di Amerika Serikat (AS).

Bila tingkat inflasi di AS masih tinggi, kecil kemungkinan Bank Sentral Amerika akan menurunkan tingkat suku bunganya yang membuat indeks dolar menguat dan semakin menekan mata uang dunia. Salah satunya rupiah.

Pada pagi hari ini, Kamis, 18 April 2024, nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp16.173/USD. Angka itu menguat tipis 0,29%. 

Nilai tukar rupiah tercatat menembus Rp16.000/USD sejak pembukaan perdagangan pasca-libur panjang lebaran. Meski demikian, Bank Indonesia memastikan perekonomian domestik dalam kondisi baik dan pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen negatif dari situasi ekonomi dan politik global.
 

Baca juga: Rupiah Anjlok Melampaui Rp16 Ribu/USD

Pelemahan rupiah salah satunya dipicu oleh tingginya suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat yang didorong oleh tekanan untuk menurunkan tingkat inflasi di AS.

Pada periode Maret 2024, tingkat inflasi tahunan di AS mencapai 3,5%. Angka itu masih di atas proyeksi pasar yang berharap inflasi bisa melandai ke 3,4%. Namun tetap masih jauh dari target The Fed di bawah 2%. 

Tingginya tingkat inflasi di AS membuat pasar memprediksi The Fed belum akan menurunkan suku bunganya. The Fed diprediksi masih akan tetap mempertahankan suku bunga di rentang 5,25 - 5,5%. Setidaknya hingga September 2024.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)