23 April 2024 12:43
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menyatakan ada potensi pelemahan rupiah di tengah konflik Timur Tengah. Di sisi lain, rupiah juga berpotensi menguat usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
"Dari sisi domestik, dalam beberapa hari terakhir, pasar menunggu putusan MK," kata Alfred Nainggolan dalam Zona Bisnis, Metro TV, Selasa, 23 April 2024.
Alfred juga mengungkap sejumlah faktor yang memengaruhi nilai tukar rupiah melemah. Pelemahan rupiah tak hanya disebabkan oleh krisis di Timur Tengah, namun juga kondisi di dalam negeri.
"Proses transisi pemerintahan cukup rentan dilihat oleh pasar," ucap Alfred.
Menurut Alfred, seharusnya ketika putusan MK telah usai, maka nilai tukar rupiah kan sedikit mengalami penguatan. "Dengan selesainya keputusan MK bahwa cenderung stabilitas politik, bicara transisi pemerintahan, kita akan berjalan lebih baik lagi," ujarnya.
Mengutip data Bloomberg, pada Selasa, 23 April 2024, rupiah hingga pukul 09.15 WIB berada di level Rp16.236,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 0,5 poin atau setara 0,00 persen dari Rp16.237 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, kekhawatiran atas suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka panjang membuat sebagian besar pedagang bias terhadap dolar AS. Namun, meredanya kekhawatiran akan konflik yang lebih besar di Timur Tengah memberikan sedikit kelegaan pada mata uang regional, seiring dengan membaiknya selera risiko.