Simulasi Pilpres dengan hanya 2 Gambar Paslon Diyakini Disengaja

4 January 2024 14:42

Jakarta: Dewan Pembina Perludem Titi Angraini tidak percaya simulasi pemilihan presiden dengan hanya dua pasangan calon presiden dan wakil presiden pada surat suara akibat human error. Dia meyakini ada unsur kesengajaan dalam perkara ini.

Titi menilai seharusnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengelola dengan baik dan profesional masalah ini. "Human error, itu alasan yang sulit diterima," kata Titi dalam tayangan Metro Siang, Metro TV, Kamis, 4 Januari 2024.

Menurut Titi, KPU terlalu menyederhanakan masalah. Dia mengingatkan bahwa pemilu dibiayai oleh pajak rakyat. Dananya juga sangat besar.

"Kalau hanya karena human error atau inovasi yang tidak dikoordinasikan, akhirnya gampang saja mengganti. Jadi seolah-olah kerugian uang negara bukan sesuatu yang krusial," terang Titi. 

KPU, kata Titi, seharusnya tidak menyepelekan prinsip pemilu. KPU harus menjalankan pemilu dengan profesional, akuntabel, efektif, efisien, jujur, adil, mandiri, tertib, berkepastian hukum, terbuka, dan proporsional.

"KPU harus bertanggung jawab, bukan hanya harus ada investigasi untuk melihat ketidakcakapan itu dan memberikan sanksi kepada pihak-pihak yang mengakibatkan ketidakcakapan itu," tegas Titi.

KPU memang seperti menyederhanakan kekeliruan di atas. Komisioner KPU Idham Holik mengatakan kejadian murni ketidaksengajaan. "Human error. Tidak disengaja. Tidak ada motif lain, kecuali kekhilafan," dalih Idham.

Idham mengatakan, simulasi dengan menggunakan dummy surat suara dua pasangan calon langsung dihentikan. "Dan meminta kepada KPU daerah untuk menggunakan dan di surat suara dengan minimal tiga pasang calon atau lebih," jelasnya.

Idham meminta KPU di daerah menggelar simulasi ulang. Hal itu dilakukan dengan surat suara yang memuat gambar minimal tiga pasang calon.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)