13 August 2025 17:21
Jakarta: Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) bersama pemerintah telah menyelesaikan pembahasan awal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 secara indikatif. Kesepakatan tersebut menjadi modal serta acuan dari pemerintah dalam penyusunan nota keuangan RAPBN 2026.
Ketua Banggar DPR, Muhammad Said Abdullah, memperkirakan pendapatan negara pada RABPN 2026 berada di kisaran Rp3.094-3.114 triliun. Sedangkan belanja negara akan berada di kisaran Rp3.800-3.820 triliun. Sehingga defisit RAPBN 2025 akan berada di rentang 2,53 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara dengan Rp706 triliun.
Postur RAPBN 2026 ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan prognosis RAPBN 2025, dengan rincian sebagai berikut: Pendapatan negara mencapai Rp2.865,5 triliun yang berasal dari penerimaan perpajakan mencapai Rp2.387,3 triliun, penerimaan bukan pajak Rp477,2 triliun, serta penerimaan hibah sebesar Rp1 triliun.
Sedangkan belanja dalam RAPBN 2025 berada di kisaran Rp3.527,5 triliun. Angka itu terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp2.663,4 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp864,1 triliun.
Baca juga: Said Abdullah: Postur RAPBN 2026 Sangat Menantang Buat Pemerintah |