Candra Yuri Nuralam • 16 September 2025 13:27
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami dugaan suap pembangunan jalur kereta meski saksi kunci dari unsur politik, Wakil Sekjen Bidang Kesekretariatan DPP PDI Perjuangan Yoseph Aryo Adhi Dharmo. Yoseph tidak memenuhi panggilan penyidik pada Senin, 15 September 2025.
“Per siang (kemarin) belum hadir,” ujar juru bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa, 16 September 2025.
Budi menyebut pihaknya belum bisa mengungkap materi pemeriksaan terhadap Yoseph. Namun, proses penyidikan dipastikan tetap berlanjut.
“Materinya seperti apa nanti kami akan update kalau memang sudah ada pemeriksaannya,” kata Budi.
Kasus suap ini bermula dari pengembangan penyidikan terkait pembangunan dan pemeliharaan
jalur kereta di Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Ditjen Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah Kemenhub. Aparatur sipil negara (ASN) Kemenhub, Risna Sutriyanto (RS), telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan sejak 11 Agustus 2025 hingga 30 Agustus 2025 di Rutan KPK cabang Gedung Merah Putih. Masa tahanan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan penyidik.
Risna, yang menjabat Ketua Kelompok Kerja (Pokja) paket pembangunan jalur ganda KA Solo Balapan–Kadipiro KM 96+400 sampai KM 104+900 Tahun Anggaran 2022–2024, diduga bekerja sama dengan terpidana Bernard Hasibuan untuk memenangkan PT Wirajasa Persada (WJP-KSO). Selain itu, PT Istana Putra Agung juga dilibatkan sebagai pendamping dalam proses lelang.
Kasus ini sendiri merupakan lanjutan dari operasi tangkap tangan (
OTT) pada April 2025, di mana total 14 tersangka sudah ditetapkan penyidik.