.
12 September 2025 18:01
Pemerintah Indonesia menyiapkan rencana evakuasi bagi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Nepal. Langkah ini diambil menyusul demonstrasi berujung kerusuhan yang terjadi di negara tersebut.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha menyatakan, proses evakuasi akan segera dilakukan. Pemerintah menunggu hingga kondisi di Nepal membaik dan bandara kembali beroperasi normal.
"Kami telah berkoordinasi dengan KBRI Dhaka yang memiliki akreditasi untuk Nepal," ujar Judha, dikutip dari Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Jumat, 12 September 2025.
Baca juga: Nepal Bergolak, Sushila Karki Berpeluang Jadi Perdana Menteri Interim |
Berdasarkan data Kemlu, terdapat sekitar 100 WNI yang saat ini berada di Nepal. Sebanyak 57 orang merupakan penduduk tetap, dan 43 lainnya adalah delegasi yang sedang mengikuti berbagai pertemuan.
Judha memastikan hingga komunikasi terakhir, tidak ada WNI yang dilaporkan menjadi korban dalam kerusuhan tersebut. Pihaknya terus memantau situasi dan berkomunikasi dengan para WNI di sana.
Setidaknya 51 orang tewas dalam protes anti-korupsi yang diwarnai kekerasan di Nepal minggu ini, ungkap kepolisian pada Jumat 12 September 2025. Laporan terbaru muncul seiring dengan terungkapnya skala penuh kekacauan yang menggulingkan pemerintah.
Perundingan terus berlanjut antara presiden, perwakilan protes, tokoh-tokoh kunci potensial yang mungkin memimpin pemerintahan sementara, dan militer - yang telah memberlakukan jam malam dan mengambil alih kendali jalan-jalan.
Setidaknya 21 pengunjuk rasa termasuk di antara mereka yang tewas, sebagian besar pada Senin dalam tindakan keras polisi terhadap demonstrasi yang menentang larangan pemerintah terhadap media sosial, korupsi, dan tata kelola pemerintahan yang buruk.
Pada Selasa 9 September 2025, para pengunjuk rasa membakar parlemen, KP Sharma Oli mengundurkan diri sebagai perdana menteri, dan militer kemudian mengambil alih kendali jalan-jalan.
“Kami telah menemukan lebih dari 100 senjata yang dijarah dalam pemberontakan tersebut, di mana para pengunjuk rasa terlihat mengacungkan senapan otomatis,” ujar pihak Tentara Nepal, seperti dikutip dari AFP, Jumat 12 September 2025.
(Daffa Yazid Fadhlan)