Pasca-lebaran, Sampah Masih Jadi PR yang Harus Diselesaikan

Pasca-lebaran, lautan sampah masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan. Sampah sepanjang 3 kilometer (km) memenuhi saluran air di Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Selain mencemari lingkungan sekitar, sampah ini juga mencemari area pertanian.

Sampah ini berasal dari Pasar Wonomulyo hingga ke Desa Kebunsari. Sampah didominasi oleh sampah rumah tangga seperti styrofoam dan sampah plastik.

Kondisi ini dikeluhkan oleh warga sekitar karena baunya sangat menyengat dan mengganggu aktivitas warga. Tidak adanya tempat pembuangan akhir yang disiapkan pemerintah setempat membuat masyarakat menjadikan sungai atau saluran air sebagai tempat sampah alternatif.

Libur panjang di hari Lebaran juga menyisakan permasalahan sampah di objek wisata Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Selain kurangnya kesadaran dari para wisatawan, penumpukan sampah ini juga berasal dari saluran buang limbah sejumlah hotel yang mengalir ke laut.

Bau menyengat yang berasal dari limbah hotel yang mengalir ke laut serta tumpukan sampah di sisi jumlah titik menjadi masalah utama yang mengganggu kenyamanan para pengunjung. Sampah-sampah yang menumpuk di sepanjang garis pantai juga memberikan kesan kumuh dan kurang terawat.
 

Baca juga: Kota Bandung Penyuplai Sampah Terbanyak Selama Ramadan

Tumpukan sampah juga terjadi di Kota Madiun, Jawa Timur. Dinas Lingkungan Hidup setempat mencatat terjadi peningkatan volume sampah hingga mencapai 130 ton per hari.

Di tempat pembuangan akhir sampah milik Pemkot Madiun, hari biasa hanya menampung sebanyak 118-121 ton per hari. Namun pada momen libur lebaran, terjadi peningkatan hingga 130 ton sampah per hari. 

Diinformasikan bahwa sampah ini berasal dari lokasi wisata kota dan sentral kuliner di beberapa tempat ditambah dari tempat pembuangan sampah di setiap kelurahan di Kota Madiun. Jenis sampah pun beragam, mulai dari sisa kertas pembungkus makanan, plastik minuman air kemasan, hingga sisa makanan.