Lambannya pengungkapan kasus kematian almarhumah dokter Aulia Risma membuat pihak keluarga terus berupaya menuntut keadilan. Bahkan ibunda almarhumah menceritakan detail kejadian yang dikeluhkan dr Aulia Risma semasa hidupnya. Pihak kepolisian Ditreskrimum Polda Jawa Tengah (Jateng) terus melakukan upaya percepatan.
Meskipun pada awalnya pihak kampus dokter Aulia,
Universitas Diponegoro (Undip) bersikap membantah adanya perundungan, akhirnya pihak Undip dan RSUP Dr Kariadi Semarang mengakui seluruh tudingan setelah adanya investigasi dari Kementerian Kesehatan dan Komisi IX DPR RI.
Adanya perundungan tersebut diakui langsung oleh Dekan Fakultas Kedokteran dr Yan Wisnu. Pihak yang sama juga mengakui adanya aliran uang dari junior ke senior yang berjumlah Rp20-Rp40 juta setiap semesternya.
Pasca pengakuan tersebut, Polda Jateng semakin mempercepat dan memeriksa total 34 saksi, termasuk kakak tingkat dan teman satu angkatan korban.
Kuasa hukum korban, Misyal Ahmad mengatakan bahwa ada beberapa PPDS lain yang akan turut melaporkan ke Polda Jateng untuk mengungkapkan praktik-praktik perundungan dan juga pungutan uang yang berlangsung sejak lama.
Sebelumnya, dokter Aulia yang merupakan mahasiswi PPDS fakultas kedokteran Universitas Diponegoro Semarang, ditemukan tewas di kamar kosnya pada 12 Agustus 2024. Polisi menyebut korban tewas usai menyuntikan obat penenang ke tubuhnya sendiri.
Meninggalnya dokter PPDS tersebut ramai dibicarakan di media sosial X (Twitter). Akun X @bambangsuling11 mengungkap seorang PPDS bunuh diri dengan cara menyuntikkan obat ke tubuh. Korban diduga tidak tahan dengan perundungan selama mengikuti PPDS Anestesi Undip di RSUP Dr Kariadi.
Adapun hasil investigasi Kemenkes menyebutkan diduga ada permintaan uang diluar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum perundung dalam program tersebut kepada dokter Aulia Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-40 juta per bulan.
Pungutan ini sangat memberatkan Aulia Risma dan keluarga. Faktor ini lah diduga menjadi pemicu awal korban mengalami tekanan dalam pembelajaran, karena tidak menduga ada pungutan-pungutan dengan nilai puluhan juta.