Jakarta: Polisi terus melakukan penelusuran berbagai kemungkinan penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan yang ditemukan tak bernyawa di indekos pribadinya dengan kepala terlilit lakban. Beberapa barang bukti dan keterangan saksi menjadi puzzle yang harus disusun dalam proses penyidikan.
Jenazah Daru ditemukan di dalam indekosnya oleh dua orang pria. Salah satu di antaranya diduga merupakan penjaga indekos. Kondisi kamar yang tertutup rapat menyebabkan kedua pria tersebut harus membobol jendela untuk melihat kondisi di dalam kamar. Setelah itu baru menemukan jasad Daru dalam keadaan tak biasa.
Misteri kematian Daru menyisihkan banyak pertanyaan. Mendorong polisi melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) ulang guna memecahkan teka-teki di balik kasus ini. Polisi mengumpulkan potongan informasi dari lokasi kejadian, kesaksian warga, kerabat dan keluarga, serta barang bukti yang ditemukan di tempat kejadian perkara.
“Sementara prosesnya masih dalam proses penyelidikan, masih banyak pemeriksaan yang akan kita lakukan. Pemeriksaan ahli, mungkin pemeriksaan terhadap ahli forensik termasuk CCTV,” ujar Wakil Kepala Satuan (Wakasat) Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Pusat, Kompol Sigit Karyono, dikutip dari
Primetime News, Metro TV, Kamis, 10 Juli 2025.
Dalam olah TKP ulang yang digelar pada Rabu petang kemarin, pihak kepolisian menggaet tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Polri untuk memeriksa dua kamera pengawas yang terpasang di dalam indekos.
Arya Daru, 37, ditemukan tak bernyawa dengan kondisi kepala dilakban di indekosnya, Jalan Gondangdia Kecil 22, Cikiki, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 8 Juli 2025.
"Korban ditemukan dengan posisi di atas tempat tidur dengan kondisi kepala tertutup lakban warna kuning. Korban tertutup selimut warna biru dongker,” ucap kerabat korban, Iyarman Waruwu saat ditemui di lokasi, Selasa 8 Juli 2025.
Iyarwan mengatakan korban sudah berkeluarga dengan memiliki anak. Korban bukan warga Jakarta asli, melainkan berasal dari Yogyakarta.
"Istri korban sedang ke Jakarta menggunakan pesawat. Korban sudah lama bekerja menjadi PNS di Kemenlu dan akhir bulan ini korban akan ditempatkan kerja di luar negeri ke Helsinki, Finlandia akhir bulan ini," ucap dia.
(Alfiah Ziha Rahmatul Laili)