Rumah duka Putu Satria, Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang tewas di tangan seniornya terus didatangi kerabat dan rekan korban. Keluarga pun berharap kasus ini harus diusut tuntas dan tersangka mendapatkan hukuman setimpal.
Hingga kini, orang tua belum sepenuhnya pulih dari rasa kehilangan putra sulung. Paman korban, I Nyoman Budi meminta pihak kepolisian dan pihak kampus tidak hanya melakukan pemprosesan kasusnya setengah-setengah hanya karena viral.
Saat ini, pihak keluarga fokus mempersiapkan pengabenan yang akan dilakukan pada Jumat, 10 Mei 2024.
Peristiwa ini bermula saat korban bersama empat teman seangkatan selesai melakukan kegiatan jalan santai pada Jumat pagi, 3 Mei 2024. Selanjutnya, Putu dan rekan-rekannya dipanggil para senior terduga pelaku dan menegurnya.
Para senior itu mempermasalahkan Putu yang masih menggunakan pakaian olahraga dan diminta ke kamar mandi di lantai 2. Di sana, mereka diminta untuk berbaris dengan posisi Putu berada di depan teman-temannya.
"Kemudian korban dipukul dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali ke arah ulu hati, setelah itu korban lemas langsung terkapar," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan saat dikonfirmasi.
Setelah itu, rekan seangkatan Putu diminta pergi dari kamar mandi untuk kembali mengikuti kegiatan pembelajaran. Sementara itu, Putu langsung dibawa ke klinik kampus. Nahasnya, pria asal Bali ini dinyatakan sudah tidak bernyawa.