Zein Zahiratul Fauziyyah • 10 September 2025 18:05
Jakarta: Ponorogo dikenal luas sebagai kota asal kesenian Reog, sebuah pertunjukan tradisional yang sarat nilai historis, filosofis, dan spiritual. Seni pertunjukan ini bukan hanya menjadi hiburan rakyat, tetapi juga simbol identitas masyarakat Jawa Timur, khususnya Ponorogo.
Sejarah dan Asal Usul
Reog Ponorogo berakar dari kisah Raja Kelana Sewandana dari Kerajaan Bantarangin yang berniat meminang Dewi Ragil Kuning, putri dari Kerajaan Kediri. Perjalanan itu kemudian menghadirkan pertarungan besar antara pasukan Bantarangin dengan pengawal Kediri yang dikenal dengan tokoh Singa Barong. Kisah inilah yang kemudian diwujudkan dalam bentuk
seni pertunjukan Reog.
Pada masa awal kemunculannya, kesenian ini disebut Barongan dan ditampilkan sebagai hiburan rakyat di ruang terbuka. Unsur magis dan
spiritual sangat kental, terutama melalui tokoh warok, yang dipercaya memiliki kekuatan batin dan menjadi panutan masyarakat.
Elemen Utama dalam Pertunjukan
Reog Ponorogo selalu ditampilkan secara kolosal dengan menghadirkan tokoh-tokoh utama, di antaranya:
- Warok: simbol kekuatan spiritual dan kebijaksanaan.
- Jathil: prajurit berkuda yang menggambarkan keberanian.
- Bujang Ganong: sosok jenaka yang menghadirkan keceriaan dalam pertunjukan.
- Klono Sewandono: raja sakti yang membawa pusaka pecut Samandiman.
- Singo Barong: ikon utama Reog berupa topeng kepala macan dengan hiasan bulu merak menjulang megah.
Topeng Singo Barong menjadi daya tarik utama karena ukurannya yang besar, berat, dan hanya bisa dimainkan oleh penari dengan kekuatan fisik luar biasa.
Reog di Masa Kini
Seiring perkembangan zaman, Reog Ponorogo tidak hanya ditampilkan di acara adat atau ritual, tetapi juga dalam
festival budaya, pernikahan, khitanan, hingga perayaan nasional. Pemerintah Kabupaten Ponorogo secara rutin menggelar Festival Reog Nasional sebagai upaya pelestarian dan promosi budaya ke tingkat internasional.
Reog Ponorogo juga telah diakui sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh
UNESCO. Pengakuan ini memperkuat posisi Reog sebagai identitas bangsa yang harus terus dijaga.
Filosofi dan Nilai Budaya
Lebih dari sekadar
hiburan, Reog Ponorogo menyimpan nilai filosofi tentang perjuangan, keberanian, dan kebersamaan. Karakter-karakter di dalamnya mencerminkan keseimbangan antara kekuatan fisik, spiritual, dan kecerdikan dalam menghadapi tantangan hidup.
Sobat
MTVN Lens, Reog Ponorogo bukan hanya sekadar kesenian tradisional, tetapi juga warisan budaya yang menjadi jendela bagi dunia untuk melihat kekayaan tradisi Indonesia. Dengan promosi dan pelestarian yang berkesinambungan, Reog Ponorogo berpotensi menjadi ikon budaya global yang membanggakan bangsa.
Jangan lupa saksikan
MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.