25 January 2024 18:17
Untuk pertama kalinya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bicara terang-terangan bahwa seorang Presiden boleh berkampanye dan memihak dalam Pemilu.
Tidak sedikit yang menduga Jokowi akan 'turun gunung' ikut berkampanye untuk pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran karena elektabilitas Paslon 02 mentok di angka 40-an%.
Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) khawatir pernyataan Presiden Jokowi soal keberpihakn tersebut menjadi pembenaran bagi Presiden, Menteri, dan Pejabat Negara lain aktif berkampanye dan menunjukkan keberpihakan.
Apalagi, Presiden Jokowi memiliki konflik kepentingan karena anak kandungnya, Gibran Rakabuming Raka adalah calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Direktur Ekskutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati menyebut bahwa Jokowi dianggap hanya membaca Undang-Undang Tentang Pemilu secara sepotong-sepotong. Yakni, hanya pasal 281, 299, dan 300 tanpa melihat konstitusi hukum kepemiluan secara utuh.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan seorang presiden boleh saja berkampanye. Asalkan tidak menggunakan fasilitas negara.
"Ya boleh saja saya kampanye tapi yang penting tidak gunakan fasilitas negara," ucapnya pada wartawan di Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2024.
Menurutnya, presiden punya hak politik atau memberikan dukungan terhadap pasangan calon tertentu. Presiden mengaku belum memutuskan apakah akan ikut kampanye atau tidak.
"Ya nanti dilihat," ujar dia.
Mengenai sejumlah menteri yang mencalonkan diri tetapi tidak mundur dari jabatan mereka, Jokowi menyampaikan tergantung aturan perundang-undangan. Menteri diperbolehkan tidak mundur dari jabatannya, tetapi cuti saat akan kampanye.
"Semua itu pegangannya aturan kalau aturan boleh, silahkan. Kalau aturan boleh, silahkan. Kalau aturan tidak boleh, tidak. Sudah jelas itu. Jangan presiden tidak boleh (berkampanye). Boleh berkampanye. Boleh. Tapi kan dilakukan atau tidak dilakukan, terserah individu masing-masing," paparnya.
Presiden juga enggan berkomentar saat ditanya apakah ia memihak salah satu pasangan calon. "Itu yang mau saya tanya," ucap Jokowi.
Menanggapi pernyataan terbaru dari Presiden Jokowi, calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyerahkan masyarakat untuk menilai sendiri konsistensi Presiden Jokowi. Sebab, sebelumnya presiden menyatakan harus netral.
"Masyarakat bisa mencerna, menakar, menimbang, pandangan tersebut," kata Anies
Pengamat politik juga mengaku tidak terkejut dengan sikap Presiden Jokowi yang plin-plan seperti itu. Menurutnya, salah satu sikap yang paling dikenali dari Jokowi adalah ketidak konsistenannya.
"Beliau (Jokowi) konsisten untuk tidak konsisten dengan apa yang diucapkan," kata Ray dalam tayangan Metro Hari Ini, Metro TV, Rabu, 24 Januari 2024.