30 July 2025 13:49
Jakarta: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani menjelaskan perkembangan pembelian 50 unit pesawat Boeing 777 dari Amerika Serikat (AS). Waktu pengirimannya cukup panjang, sekitar enam hingga tujuh tahun.
"Boeing ini memang antara tahun 2031-2032. Jadi masih tujuh tahun dari sekarang," ujar Rosan, dalam program Zona Bisnis Metro TV, Rabu, 30 Juli 2025.
Sambil menunggu pengiriman pesawat baru, Garuda Indonesia akan mengaktifkan kembali armada yang kini tidak beroperasi. Selain itu, pesawat yang masih bisa digunakan akan dioptimalkan jam terbangnya.
"Kami optimalkan lagi pesawat yang ada. Kemudian juga dari rutenya," kata Rosan.
Sejatinya, kesepakatan antara Garuda Indonesia dengan Boeing sudah terjadi sebelum pandemi Covid-19. Namun baru satu pesawat yang diterima sampai saat ini. Masih ada 49 pesawat yang belum dikirim.
Baca: Boeing Raup Pendapatan USD22,7 Miliar di Kuartal II
|
Presiden AS Donald Trump mengumumkan telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan Indonesia. Sejumlah kesepakatan pun dihasilkan usai negosiasi untuk menghindari tarif yang lebih tinggi.
Dalam Truth Social, Donald Trump menuliskan sejumlah kesepakatan di mana Indonesia telah berkomitmen untuk membeli energi AS senilai USD15 miliar, produk pertanian AS senilai USD4,5 miliar, dan 50 buah pesawat Boeing. Banyak di antaranya tipe 777.
Menurut Presiden Prabowo Subianto, kesepakatan pembelian Boeing untuk memperkuat Garuda Indonesia. Terlebih maskapai penerbangan pelat merah itu merupakan salah satu produk unggulan RI.
"Kita kan perlu untuk membesarkan Garuda. Garuda adalah kebanggaan kita. Garuda adalah flag carrier nasional. Garuda lahir dalam perang kemerdekaan kita. Jadi, Garuda harus menjadi lambang Indonesia," kata Presiden Prabowo, Rabu, 16 Juli 2025.
Presiden Prabowo menegaskan tekadnya untuk membesarkan maskapai Garuda Indonesia. Menurut dia, kebutuhan pesawat baru menjadi bagian dari strategi memperkuat maskapai nasional.
"Saya bertekad untuk membesarkan Garuda. Untuk itu, kita butuh pesawat-pesawat baru. Saya kira enggak ada masalah karena kita butuh, mereka ingin jual. Pesawat Boeing juga cukup bagus," ujarnya.