Aceh Tamiang: Sudah lebih dari sepekan ribuan warga Aceh Tamiang, Aceh, kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Untuk bertahan hidup, mau tak mau, mereka terpaksa mengonsumsi air dari genangan banjir.
Bukannya tidak mau, mereka tak punya pilihan. Selain untuk diminum, para warga menggunakan air dari genangan banjir untuk memasak nasi. Mereka nekat melakukan ini daripada anak-anaknya kelaparan.
"Makanan enggak ada, air putih enggak ada. Jadi kita makan pakai air banjir," kata Mariana, salah satu warga yang menjadi korban banjir, dalam program Metro Hari Ini Metro TV, Sabtu, 6 Desember 2025.
"Nasi yang sudah basah terus kita masukkan, kita masak juga dengan air banjir tuh. Kami kasih makan anak-anak tanpa ada rasa apapun," tutur Mariana.
Di tengah krisis air bersih, ingatan mereka saat
banjir bandang menerjang juga masih menjadi trauma yang membekas. Rumah mereka hancur. Banyak juga yang kehilangan sanak saudara.
Ayu, misalnya. Dia melihat rumahnya sudah hancur lebur disapu banjir bandang. Semua harta bendanya hilang. Peralatan elektronik hancur semuanya.
"Paling kami nyari-nyari sisa-sisa baju yang masih bisa dipakai," kata Ayu.
Kabupaten Aceh Tamiang adalah salah satu wilayah yang mengalami dampak paling parah setelah dihantam banjir bandang dan longsor. Gubernur Aceh Muzakir Manaf bahkan baru bisa menerobos wilayah tersebut pada Kamis, 27 November 2025, dini hari, untuk menyalurkan bantuan.