2 Jenazah Korban Tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya Teridentifikasi

3 July 2025 17:02

RSUD Negara Kabupaten Jembrana Bali menerima lima jenazah korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali hingga Kamis siang, 3 Juli 2025. Dua jenazah korban telah berhasil diidentifikasi. 

Beberapa korban berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat maupun meninggal dunia. Dua korban selamat yang sebelumnya menjalani perawatan kini kondisinya sudah semakin membaik.
 

Kronologi

KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam di perairan Selat Bali dalam pelayaran dari Ketapang, Banyuwangi menuju Gilimanuk, Bali pada Rabu malam, 2 Juli 20252sekitar pukul 23.15 WIB. Kapal tersebut mengangkut 53 penumpang dan 12 Anak Buah Kapal (ABK), serta membawa 22 unit kendaraan berbagai jenis.
 
Kejadian bermula saat KM Tunu Pratama Jaya melakukan bongkar muat di Pelabuhan LCM Ketapang pukul 22.28 WIB dan bertolak menuju Gilimanuk pukul 22.56 WIB. Sekitar pukul 23.15 WIB, kapal mengalami hilang kontak dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) dan kemudian dikonfirmasi tenggelam.

Cuaca buruk diduga menjadi salah satu faktor dalam insiden ini. Pada saat kejadian, arus laut tercatat mencapai 2 meter per detik, gelombang setinggi 2,5 meter, dan kecepatan angin mencapai 9 knot.
 
Baca juga: Khofifah Berharap Korban Hilang Kecelakaan Kapal Segera Ditemukan
 

Pencarian Korban

Basarnas terus melakukan upaya pencarian terhadap para penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di perairan Selat Bali. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii memastikan proses pencarian dilakukan hingga 194 nautical mile dari titik tenggelamnya kapal meski terkendala kondisi cuaca.

"Kita akan melaksanakan sampai di 194 nautical mile per square," katanya, Kamis, 3 Juli 2025. 

Sebanyak 400 personel Basarnas dikerahkan untuk melakukan evakuasi penumpang KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di perairan Selat Bali pada Rabu malam, 2 Juli 2025. Selain berkoordinasi dengan petugas pelabuhan, Basarnas juga melibatkan para nelayan untuk membantu proses pencarian korban

"Kita target utamanya berupaya untuk menyelamatkan korban yang dimungkinkan masih hidup sehingga kita membuat jaringan. Mulai dari unsur-unsur yang ada di laut, termasuk seluruh penduduk yang ada di tepi-tepi pantai," ujar Syafii.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)