Jakarta: Kriminalitas bukan sekadar persoalan mencuri atau merampok. Di balik setiap tindak kejahatan, terdapat gejala sosial yang kompleks, mulai dari tekanan ekonomi, kekecewaan, hingga sekadar dorongan untuk meniru perilaku orang lain. Fenomena ini menjadi persoalan yang tidak hanya mengganggu ketertiban umum, tetapi juga merefleksikan kondisi sosial dan budaya masyarakat itu sendiri.
Apa Itu Kriminalitas?
Secara umum, kriminalitas adalah segala bentuk perbuatan yang melanggar hukum pidana atau bertentangan dengan norma sosial dan agama yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kriminalitas diartikan sebagai hal-hal yang bersifat kriminal atau pelanggaran terhadap hukum pidana.
Namun demikian, definisi kriminalitas tidak terbatas pada aspek hukum formal saja. Dalam konteks sosial yang lebih luas, tindakan kriminal juga dapat mencakup perilaku yang secara moral atau sosial dianggap menyimpang, walaupun tidak secara eksplisit disebut dalam undang-undang.
Pandangan Ahli Mengenai Kriminalitas
Kriminalitas dapat dipahami melalui berbagai pendekatan:
- Hukum: Tindakan kriminal adalah perbuatan yang dilarang undang-undang dan dikenai sanksi pidana.
- Sosiologi: Kriminalitas dipandang sebagai bentuk penyimpangan dari nilai dan norma sosial yang berlaku.
- Psikologi: Kriminalitas dapat muncul akibat gangguan kejiwaan, seperti psikosis, neurosis, atau kelainan mental lainnya.
Ciri-Ciri Kriminalitas
Tindak kriminal umumnya memiliki beberapa ciri berikut:
1. Sistem Sosial Tidak Adil
Ketimpangan dalam akses terhadap kekuasaan dan kekayaan sering memicu tindakan kriminal sebagai bentuk kompensasi sosial.
2. Kemiskinan
Kondisi ekonomi yang terdesak sering dijadikan pembenaran bagi seseorang untuk melanggar hukum demi bertahan hidup.
3. Nafsu Tak Terkendali
Dorongan untuk memiliki sesuatu secara instan dapat mendorong individu bertindak di luar batas norma.
4. Kebencian yang Mendalam
Tindakan kriminal juga dapat dipicu oleh emosi negatif seperti dendam atau rasa benci terhadap individu atau kelompok tertentu.
5. Lingkungan Individualis
Minimnya rasa empati dan solidaritas dalam masyarakat dapat memperbesar kemungkinan munculnya perilaku menyimpang.
Faktor Penyebab Kriminalitas
Mengacu pada pemikiran E.H. Sutherland, terdapat lima faktor utama yang memicu tindakan kriminal:
1. Imitasi
Seseorang meniru tindakan kriminal setelah melihat perilaku serupa, baik secara langsung maupun melalui media.
2. Asosiasi Diferensial
Pergaulan dengan kelompok yang memiliki nilai negatif dapat membentuk kebiasaan kriminal pada individu.
3. Kompensasi Psikologis
Tekanan hidup dapat mendorong seseorang melakukan kejahatan sebagai pelarian dari perasaan tertekan.
4. Identifikasi Sosial
Keinginan untuk meniru gaya hidup atau perilaku tertentu dari orang lain, seperti berjudi atau menggunakan narkoba.
5. Kekecewaan Ekstrem
Kondisi emosional yang tidak stabil karena kekecewaan bisa mendorong seseorang melanggar hukum.
Contoh Kriminalitas yang Umum Terjadi
Tindak kriminal dapat muncul dalam berbagai bentuk, antara lain:
- Kejahatan konvensional: Pencurian, perampokan, pencopetan, penganiayaan, pembunuhan, dan penculikan.
- Kejahatan kerah putih: Korupsi, pelanggaran ekonomi, penggelapan, dan penghianatan negara.
- Kejahatan terorganisir: Perdagangan gelap, penyelundupan narkoba, penggunaan senjata ilegal, dan kejahatan lintas negara.
Setiap bentuk kriminalitas tidak hanya menimbulkan kerugian materiil dan psikologis, tetapi juga mengancam stabilitas dan harmoni dalam masyarakat.
Sobat MTVN Lens, Kriminalitas adalah cermin dari dinamika sosial yang tidak sehat. Oleh karena itu, pencegahan tidak bisa semata-mata diserahkan pada aparat penegak hukum, melainkan membutuhkan pendekatan holistik dari semua elemen masyarakat.
Nah, menurut kamu, apa langkah paling efektif untuk mencegah tindakan kriminal sejak dini?
Jangan lupa tonton
MTVN Lens lainnya hanya di Metrotvnews.com.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)