Harga Emas Lanjutkan Kenaikan, Kebijakan The Fed Jadi Sorotan

Emas batangan. Foto: MI/Ramdani.

Harga Emas Lanjutkan Kenaikan, Kebijakan The Fed Jadi Sorotan

Husen Miftahudin • 26 May 2025 10:50

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) melanjutkan reli penguatannya di awal pekan ini setelah mencatat lonjakan signifikan pada perdagangan Jumat, 23 Mei 2025.
 
Kenaikan hampir dua persen secara harian dan lebih dari lima persen secara mingguan menandai kembalinya minat pasar terhadap aset safe haven, seiring dengan memudarnya kekuatan dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik serta fiskal global.
 
Pada perdagangan Senin, 26 Mei 2025, harga emas sempat terkoreksi di awal sesi Asia hingga menyentuh USD3.335 karena aksi ambil untung dan meredanya kekhawatiran perang dagang setelah Presiden AS Donald Trump menunda rencana penerapan tarif tambahan terhadap Uni Eropa hingga 9 Juli.
 
"Namun, harga kembali stabil di atas USD3.340 saat sesi Eropa dimulai, menunjukkan tekanan beli masih cukup kuat," jelas analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha dikutip dari analisis hariannya, Senin, 26 Mei 2025.
 
Menurut dia, katalis utama penguatan emas datang dari melemahnya dolar AS setelah keputusan penundaan tarif oleh Trump. Langkah ini menenangkan pasar untuk sementara, tetapi sentimen terhadap kondisi fiskal AS tetap negatif.
 
"Penurunan peringkat kredit AS oleh Moody’s menjadi 'Aa1' turut menambah tekanan pada greenback, sekaligus mendorong harga logam mulia yang dihargai dalam dolar AS," paparnya.
 

Baca juga: Gara-gara Ini Kilau Harga Emas Dunia Pekan Depan Diramal Meredup


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Geopolitik hingga risalah Fed jadi sorotan pasar

 
Sementara itu, suasana pasar juga dipengaruhi oleh berbagai faktor geopolitik. Negosiasi antara AS dan Iran terkait isu nuklir, serta kemajuan diplomatik antara Rusia dan Ukraina, menambah ketidakpastian yang mendasari keputusan investasi pelaku pasar. Dalam situasi seperti ini, emas tetap menjadi salah satu pilihan utama untuk lindung nilai.
 
Andy menjelaskan, tren bullish masih cukup kuat pada pergerakan XAU/USD. Berdasarkan indikator teknikal, terutama kombinasi candlestick harian dan sinyal Moving Average, harga emas berpotensi menguat ke kisaran USD3.367 dalam sesi perdagangan hari ini. Namun, jika tekanan jual kembali muncul, area support terdekat di USD3.322 akan menjadi titik krusial yang perlu diperhatikan trader.
 
Dari sisi data makro, laporan sektor properti AS menunjukkan hasil yang campuran, dengan turunnya angka izin mendirikan bangunan namun diimbangi oleh peningkatan penjualan rumah baru. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi AS belum benar-benar stabil, dan bisa menjadi alasan bagi The Fed untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter di masa mendatang.
 
Fokus utama pelaku pasar saat ini tertuju pada rilis risalah rapat FOMC yang dijadwalkan minggu ini. Jika risalah tersebut mengindikasikan sikap dovish bank sentral, maka kemungkinan besar akan memperkuat tren penguatan harga emas, seiring dengan melemahnya daya tarik dolar AS dan imbal hasil obligasi.
 
Andy menambahkan selama kondisi fiskal AS terus mendapat sorotan negatif dan ketegangan dagang belum mereda sepenuhnya, logam mulia masih memiliki ruang untuk naik lebih tinggi.
 
Namun, ia juga mengingatkan volatilitas tetap tinggi dan pergerakan harga dapat berbalik dengan cepat tergantung respons pasar terhadap data dan kebijakan yang dirilis dalam beberapa hari ke depan.
 
"Dengan demikian, harga emas diperkirakan tetap dalam tren positif hari ini, dengan fokus pasar yang kini beralih ke arah kebijakan The Fed dan dinamika geopolitik global yang terus berkembang," tutur Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)