Rupiah. Foto: dok MI.
Husen Miftahudin • 12 December 2025 17:40
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan pekan ini mengalami penguatan. Meski tak banyak, mata uang Garuda tersebut sukses memukul mundur dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 12 Desember 2025, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.646 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 30 poin atau setara 0,18 persen dari posisi Rp16.676 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
"Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 30 poin, sebelumnya sempat menguat 50 poin di level Rp16.646 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp16.676 per USD," kata analis pasar uang Ibrahim Assuaibi dalam analisis hariannya.
Di perdagangan hari ini, rentang pergerakan rupiah berada pada level Rp16.6627 per USD hingga Rp16.672 per USD. Sementara year to date (ytd) return tercatat 3,19 persen.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp16.653 per USD. Rupiah menguat 10 poin atau setara 0,06 persen dari Rp16.663 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.652 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 16 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.668 per USD.
Dolar 'tersandera' kenaikan data pengangguran
Ibrahim mengungkapkan, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen Klaim Pengangguran Awal AS untuk pekan yang berakhir pada 6 Desember sebesar 236 ribu, naik tajam dari angka revisi kenaikan pekan sebelumnya sebesar 192 ribu, menurut Departemen Tenaga Kerja AS.
"Data pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan ini membebani dolar AS," sebut Ibrahim menjelaskan.
Pada pertemuannya Desember, The Fed memutuskan untuk memangkas
suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) dalam pemungutan suara yang terpecah, menempatkannya dalam kisaran 3,50 persen hingga 3,75 persen, yang merupakan level terendah dalam tiga tahun.
Namun, para pembuat kebijakan Fed mengisyaratkan kemungkinan jeda dalam pengurangan lebih lanjut karena mereka memantau tren pasar tenaga kerja dan inflasi yang tetap agak tinggi. Pasar saat ini memperkirakan hampir 78 persen kemungkinan Fed akan mempertahankan suku bunga tetap stabil bulan depan.
(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
Kebijakan ekonomi khusus demi pemulihan Sumatra
Di sisi lain, pemerintah tengah menyiapkan kebijakan ekonomi khusus untuk pemulihan pascabencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Paket kebijakan ekonomi ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Sejumlah paket kebijakan ekonomi yang tengah disiapkan pemerintah, diantaranya penghapusbukuan hingga restrukturisasi bagi debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kebijakan ini sebagai upaya untuk mencegah naiknya klaim penjaminan kredit KUR. Sejalan dengan itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan membuat regulasinya. Tak hanya itu, keringanan juga diberikan kepada pekerja serta perusahaan terdampak bencana.
Pemerintah juga akan menghapus utang iuran BPJS Ketenagakerjaan dan denda bagi perusahaan yang terdampak bencana. Pemerintah juga akan mempermudah proses pencairan klaim bagi pekerja yang terdampak, seperti klaim Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan Jaminan Pensiun (JP).
Rencananya, sejumlah paket kebijakan ekonomi khusus wilayah terdampak bencana diumumkan minggu depan, dengan paket stimulus yang disiapkan dapat menjaga stabilitas dan mendorong kembali daripada perekonomian di daerah terdampak.
Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Senin depan akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan melemah.
"Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.640 per USD hingga Rp16.700 per USD," jelas Ibrahim.