Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Koordinator Presidium Forhati Nasional, Jamilah Abdul Gani dalam puncak peringatan Bulan Bahasa dan Sastra 2025. Foto: Isitmewa.
Anggi Tondi Martaon • 6 October 2025 18:47
Jakarta: Menteri Kebudayaan Fadli Zon bertekad akan terus meningkatkan sumber-sumber ekonomi baru yang berbasis pada kebudayaan. Salah satunya yaitu menjadikan museum sebagai sumber ekonomi baru.
Hal itu disampaikan Fadli saat menghadiri peringatan Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia 2025 yang jatuh pada Oktober yang bertemakan Lestari berbudaya, Bangga Berbahasa: Kiprah Forhati untuk Indonesia. Menurut Fadli, jumlah museum di Indonesia mencapai ratusan.
"Jumlah museum di Indonesia adalah 454 museum per September 2025," kata Fadli melalui keterangan tertulis, Senin, 6 Oktober 2025.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra itu menyampaikan, data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menunjukkan persebaran museum masih terpusat di Pulau Jawa. Khususnya Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta.
"(Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta) masih menjadi wilayah dengan konsentrasi museum terbanyak," ungkap dia.
Eks Wakil Ketua
DPR itu menyampaikan, butuh dukungan dari seluruh pihak agar bisa menjadikan museum sebagai potensi ekonomi baru. Salah satunya, keterlibatan Forhati yang dinilai memiliki jaringan yang luas di seluruh Indonesia.
"Saya mempersilakan Ibu Jamilah (Koordinator Presidium Forhati Nasional, Jamilah Abdul Gani ) sebagai pimpinan Forhati untuk bekerja sama memberdayakan museum sebagai pusat-pusat ekonomi baru," ujar eks Ketua BKSAP DPR tersebut.
Ilustrasi museum. Foto: Medcom.id.
Sementara itu, Koordinator Presidium Forhati Nasional, Jamilah Abdul Gani, menyambut baik tawaran tersebut. Menurut dia, kerja sama tersebut bagus untuk membangun sinergi meneguhkan dan mengembangkan budaya bangsa.
"Forhati memang bertekad untuk membantu pemerintah melalui berbagai skema kerjasama yang konstruktif," tegas Jamilah.
Anggota DPRD Provinsi Jakarta itu berharap Forhati lebih progresif dan proaktif dalam merespon berbagai dinamika kebangsaan. Khususnya dalam perkembagan kebudayaan dengan menyuguhkan karya-karya terbaiknya sebagai kontribusi nyata dalam membangun peradaban bangsa.
Selain itu, Jamilah menyampaikan peringatan Bulan Bahasa dan Sastra Indonesi 2025 diisi dengan berbagai kegiatan. Di antaranya, lomba menulis esai; menulis dan membaca puisi; serta membuat video dokumenter.
Lomba tersebut diselenggarakan tingkat nasional dengan peserta berasal dari 27 provinsi. Lomba tersebut merupakan sarana untuk menggali potensi para kader dan alumni HMI wati dalam karya intelektual dan daya cipta sastranya.
Pada kesempatan tersebut, Forhati Nasional meluncurkan dua buah buku kolaboratif. Yakni, kumpulan esai para peserta lomba dengan judul Forhati Untuk Indonesia: Refleksi 80 Tahun Indonesia Merdeka, dan antologi puisi berjudul Perempuan Penyulam Doa.
Buku tersebut merupakan karya para penulis Forhati dan Kohati dari seluruh wilayah Indonesia. Buku tersebut menyoroti perjalanan kebangsaan dan kemerdekaan Indonesia dari beragam persfektif baik sosial, ekonomi, politik, hukum dan isu-isu keperempuanan.
"Saya berharap karya ini dapat menjadi legacy yang positif dalam membangun dan merawat karakter dan budaya intelektualitas para kader dan alumni HMI," ujar Jamilah.