Ini Proyeksi Harga Emas Buat Minggu Depan

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Ini Proyeksi Harga Emas Buat Minggu Depan

Husen Miftahudin • 21 December 2025 09:00

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) memasuki fase yang relatif stabil dengan kecenderungan menguat secara moderat, seiring pasar memantau arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dan dinamika global menjelang akhir tahun. 

Sentimen terhadap emas saat ini masih didukung oleh pandangan suku bunga acuan berpotensi kembali turun, sementara dolar AS diperkirakan melemah atau bergerak terbatas. Kombinasi faktor tersebut membuat emas tetap menarik sebagai aset non-berimbal hasil, meski pelaku pasar cenderung berhati-hati dan menahan posisi jelang rilis data ekonomi penting.

Menurut analisis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, pergerakan emas saat ini berada dalam fase bullish moderat. Secara teknikal, struktur tren masih mengarah ke atas, namun diiringi periode konsolidasi dan range trading yang mencerminkan sikap wait and see investor.

"Pasar belum sepenuhnya berani mendorong harga lebih agresif karena menanti konfirmasi dari data inflasi dan tenaga kerja AS," jelas Andy seperti dikutip dari analisis hariannya, Minggu, 21 Desember 2025.

Dari sisi proyeksi, Dupoin Futures Indonesia memaparkan dua skenario utama. Jika tekanan tren bullish berlanjut, XAU/USD berpotensi melanjutkan kenaikan menuju area USD4.500 pada pekan depan. Target ini merefleksikan kelanjutan ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed yang dapat menekan real yield dan memperkuat minat pada emas.

Namun, skenario alternatif perlu diantisipasi apabila harga mengalami reversal dan menembus key point USD4.100, maka peluang koreksi lanjutan terbuka dengan target penurunan ke area USD4.000 pada pekan berikutnya.
 

Baca juga: Kilau Harga Emas Dunia Meredup


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Dukungan fundamental emas masih solid


Dukungan fundamental terhadap emas masih cukup solid. Pasar global saat ini masih kemungkinan lanjutan pemotongan suku bunga oleh The Fed. Prospek pelonggaran kebijakan tersebut cenderung melemahkan real yield obligasi dan meningkatkan daya tarik aset seperti emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Selain itu, dolar AS terlihat bergerak sideways atau sedikit melemah, memberi ruang bagi emas untuk tetap bertahan kuat mengingat korelasi negatif antara emas dan dolar AS," terang Andy.

Meski demikian, kehati-hatian investor meningkat menjelang rilis data kunci AS, termasuk Inflasi (CPI), PMI, dan Nonfarm Payrolls (NFP). Data-data ini diperkirakan akan memberikan pengaruh signifikan terhadap arah pergerakan emas dalam jangka pendek.

Angka inflasi yang lebih jinak atau pelemahan pasar tenaga kerja berpotensi memperkuat spekulasi pelonggaran kebijakan, sehingga menjadi katalis positif bagi emas. Sebaliknya, data yang lebih kuat dari perkiraan bisa memicu koreksi sementara.

Di luar faktor moneter, emas juga tetap diminati sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian ekonomi akhir tahun dan dinamika geopolitik global. Walaupun tekanan pasar luas belum ekstrem, banyak investor memilih mempertahankan eksposur pada emas sebagai langkah lindung nilai.

Secara keseluruhan, Andy memandang outlook emas cenderung positif dengan bias bullish moderat. Pergerakan harga kemungkinan tetap berfluktuasi dalam rentang tertentu hingga data penting dirilis. Investor disarankan untuk memperhatikan level kunci dan disiplin terhadap manajemen risiko, sembari menunggu konfirmasi arah berikutnya dari katalis fundamental utama," ungkap Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Husen Miftahudin)