?Ilustrasi. (MI/Dwi Apriani)
Media Indonesia • 10 October 2023 11:05
Karanganyar: Sekitar 1.000 umat muslim dari berbagai elemen kemasyarakatan dan mahasiswa menunaikan salat istisqa atau salat minta hujan di lapangan RM Said, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa pagi, 10 Oktober 2023.
Upaya dan doa meminta hujan seiring kemarau panjang dengan fenomena El Nino yang sudah memunculkan dampak kekeringan, krisis air bersih, dan juga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Lawu dan banyak wilayah lainnya.
Ribuan umat Islam itu dipimpin imam dan khatib dari Ponpes Isy Karima, Ustaz Shihabuddin Alhafidz, memanjatkan munajat doa dengan menengadahkan tangan tinggi-tinggi, agar Allah segera menurunkan hujan di Bumi Intan Pari, yang menjadi sebutan khas wilayah lereng dan kaki Gunung Lawu itu.
"Sekarang ini kondisi alam memang kering kerontang, banyak daerah sudah mulai kekurangan air, dan bahkan bencana kebakaran karena dampak panas El Nino," kata Shihabuddin.
Menurutnya, satu-satunya harapan adalah pertolongan Allah agar dijatuhkan hujan yang membuat berkah bagi kehidupan, serta nyaman, dan menghidupi seluruh umat.
Disamping itu, lanjut pimpinan Ponpes Isy Karima, dalam doa umat muslim juga memohonkan agar manusia bisa mencegah perbuatan munkar dan maksiat, serta memperbanyak amal saleh, sebagai imbangan agar Allah menurunkan hujan.
"Hal itu menjadi sebuah keniscayaan. Satu berharap hanya pada Allah, karena yang memiliki hujan dan menggerakkan untuk kehidupan manusia hanya Allah. Dan Allah suka jika manusia meminta dengan imbangan perilaku yang makin baik," ucap Ustaz Shihabuddin.
Sementara itu, sehari sebelumnya Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Jawa Timur mengatakan, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Gunung Lawu, di Jatim dan Jateng belum teratasi sepenuhnya, dan terus diupayakan agar tidak meluas.
Kawasan hutan dan lahan Gunung Lawu yang terbakar berada di tiga sisi, dua kabupaten di Jatim yakni Ngawi dan Magetan, serta satu lagi di wilayah kabupaten Karanganyar di Jawa Tengah.
BNPB tidak bisa memadamkan api secara bersamaan di tiga titik, mengingat armada helikopter yang digunakan untuk water bombing hanya satu unit.
Menurut dia, ada banyak karhutla, di antaranya lahan gambut di provinsi lain utamanya di luar Jawa yang bencana sama, sehingga bantuannya di Gunung Lawu hanya satu heli water bombing.
Namun demikian, kebakaran Gunung Lawu di sisi Ngawi mulai teratasi, meski belum sepenuhnya padam. Sementara di sisi Magetan dan Karanganyar akan dilakukan penanganan lanjutan.
"Sisi Ngawi sudah relatif teratasi. Sehingga nanti untuk Karanganyar dan Magetan (dapat difokuskan). Kami akan meninjau ke sana. Kita yakin bisa diatasi. Gunung Arjuno dan Bromo juga kebakaran, kita bisa atasi," kata Kepala BNPB Letjen Suharyanto.