Ilustrasi. Foto: MI
Jakarta: Amerika tengah dilanda inflasi. Ini menjadi salah satu perhatian The Fed akan menunda pemangkasan tingkat suku bunga Fed Fund Rate pada Juni 2024.
"Ini menilik dari data inflasi AS yang keluar kemarin," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, dilansir Media Indonesia, Jumat, 12 April 2024.
Bahkan probabilitas penurunan tingkat suku bunga The Fed pada Juni menjadi hanya berkisar 16,2 persen, lalu pada bulan pada Juli hanya berkisar 29,7 persen.
Penurunan indeks saham
Dengan berkurangnya potensi penurunan tingkat suku bunga The Fed pada Juni, maka akan mendorong penurunan pada indeks saham dan kenaikan pada imbal hasil obligasi yang juga didukung dengan kenaikan penguatan mata uang dolar AS.
"Hal ini yang membuat kalau kita perhatikan indeks global mengalami koreksi pada perdagangan hari ini. Rupiah berpotensi besar menyentuh level Rp15.900 per USD nantinya," kata Nico.
Kemungkinan The Fed menurunkan tingkat suku bunga justru terlihat paling besar akan terjadi pada September yang berkisar 44 persen.
Kemudian ada kemungkinan juga penurunan Fed Fund Rate akan terjadi pada Desember dengan probabilitas 51 persen.
Data
US Change in nonfarm payrolls juga naik yang membuat data ketenagakerjaan begitu kuat, membuat inflasi jauh lebih stabil di levelnya saat ini.
"Sejauh ini masih sesuai dengan prediksi kami bahwa tingkat penurunan tingkat suku bunga AS terdekat hanya akan terjadi satu hingga dua kali pada 2024 dengan kisaran 25 sampai dengan 50 basis poin," kata Nico.