Emas batangan. Foto: Bareksa.com
Husen Miftahudin • 29 September 2025 10:20
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) menguat pada perdagangan sesi Amerika Utara pada perdagangan Jumat lalu (26/9), mencatat kenaikan 0,60 persen setelah rilis laporan inflasi terbaru dari Amerika Serikat (AS). Data inflasi yang tetap stabil memperkuat keyakinan pasar Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter hingga akhir tahun.
Saat memasuki awal pekan, XAU/USD diperdagangkan di area USD3.780-an pada Senin pagi (29/9), menandakan momentum bullish yang masih terjaga di tengah ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan. Menurut Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, tren teknikal mendukung potensi kenaikan lebih lanjut harga emas.
"Kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan tren bullish XAU/USD tetap menguat," jelas Andy dikutip dari analisis hariannya, Senin, 29 September 2025.
Andy memperkirakan jika tekanan beli berlanjut, XAU/USD berpotensi menanjak hingga USD3.800 dalam jangka pendek. Namun, ia juga mengingatkan potensi koreksi jika terjadi pelemahan momentum. "Apabila harga gagal melanjutkan kenaikan, area USD3.760 menjadi target penurunan terdekat yang perlu diwaspadai," tambah dia.
Fundamental makroekonomi AS turut memberikan dukungan bagi reli emas. Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) inti, yang menjadi pengukur inflasi pilihan The Fed, tetap berada di bawah tiga persen, sejalan dengan estimasi.
Meski biaya hidup mengalami tren naik, PCE inti yang rendah memicu spekulasi bahwa The Fed akan mempertahankan sikap dovish dan memperpanjang siklus pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun.
Suasana pasar juga dipengaruhi oleh turunnya Sentimen Konsumen Universitas Michigan pada September. Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran rumah tangga terhadap tingginya harga dan ketidakpastian pasar tenaga kerja.
Ekspektasi inflasi masyarakat menunjukkan harga diperkirakan menurun secara bertahap, mendukung pandangan tekanan inflasi tidak akan memaksa The Fed untuk kembali ke kebijakan yang lebih ketat.
Pejabat The Fed pun memperkuat sinyal dovish. Gubernur The Fed Michelle Bowman menyoroti pasar tenaga kerja yang mulai rapuh, sementara inflasi (tidak termasuk dampak tarif) sudah tidak jauh di atas target. Sementara Presiden Fed Richmond Thomas Barkin menambahkan pengeluaran konsumen tetap sehat baik untuk kelompok berpenghasilan rendah maupun tinggi.
Baca juga: Harga Emas Diproyeksi Tembus USD3.800 Minggu Depan |