Ilustrasi. Foto: dok MI/Pius Erlangga.
Husen Miftahudin • 20 September 2024 16:09
Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan signifikan.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 20 September 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.150 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat sebanyak 89 poin atau setara 0,58 persen dari posisi Rp15.239 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin depan akan kembali menguat.
"Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.070 per USD hingga Rp15.180 per USD," ujar Ibrahim, dikutip dari analisis hariannya.
Ia pun membeberkan penyebab perkasanya nilai tukar rupiah saat melawan dolar AS hari ini, diantaranya sentimen yang berasal dari eksternal maupun internal.
Fed mulai siklus pemangkasan suku bunga
The Fed memulai siklus pelonggaran yang dapat menyebabkan suku bunga turun sebanyak 125 basis poin (bps) tahun ini. Bank sentral memangkas suku bunga sebesar 50 bps, batas atas ekspektasi pasar.
Namun Ketua Fed Powell menawarkan prospek yang kurang dovish untuk suku bunga jangka menengah hingga panjang, dengan menyatakan suku bunga netral akan jauh lebih tinggi daripada yang terlihat di masa lalu. Namun, para pedagang menyambut baik prospek penurunan tajam
suku bunga dalam waktu dekat.
Selain itu, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, meledak pada Rabu menyusul ledakan pager serupa pada hari sebelumnya. Sumber keamanan mengatakan badan mata-mata Israel, Mossad, bertanggung jawab atas serangan tersebut, tetapi pejabat Israel tidak mengomentari serangan tersebut.
"Kemudian, Tiongkok mempertimbangkan untuk menghapus pembatasan besar pada pembelian rumah untuk menghidupkan kembali pasar perumahan, sebuah langkah yang dapat memberikan dorongan bagi sektor properti yang sedang terpuruk," papar dia.
Tiongkok pertahankan suku bunga acuan
Namun, Bank Rakyat China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman utamanya tidak berubah pada Jumat, mengecewakan beberapa pedagang yang berharap akan lebih banyak penurunan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lamban di negara tersebut.
Seruan untuk lebih banyak stimulus dari Beijing meningkat dalam beberapa minggu terakhir, terutama setelah serangkaian pembacaan ekonomi yang lemah untuk Agustus. Sebelumnya, pertumbuhan produksi industri Tiongkok juga melambat ke level terendah dalam lima bulan lalu, dan penjualan eceran serta harga rumah baru semakin melemah.
(Ilustrasi rupiah. Foto: MI)
BI bakal pangkas suku bunga lagi
Menurut Ibrahim, kalau melihat keagresifan The Fed yang akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin (bps) tahun ini, maka Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan memangkas suku bunga tambahan lagi antara 75 -100 bps berada pada kisaran 5,25 persen-5,00 persen.
"Ini bertujuan untuk membangkitkan kembali roda perekonomian yang sebelumnya lesu akibat suku bunga kredit perbankan yang tinggi," jelas dia.
Hal ini, ungkap Ibrahim, mempertimbangkan prospek kebijakan moneter The Fed, lintasan inflasi Indonesia yang rendah, transaksi berjalan yang terkendali, neraca perdagangan Indonesia tetap stabil, dan cadangan devisa yang terus meningkat.
Pada Agustus 2024, inflasi umum sedikit menurun menjadi 2,12 persen secara tahun ke tahun atau year on year (yoy), turun dari 2,13 persen yoy pada Juli 2024. Hal Ini menandai tingkat terendah sejak Februari 2022.
Meski demikian, level inflasi ini masih berada dalam kisaran target BI sebesar 1,5 hingga 3,5 persen. Di sisi lain, momentum penurunan suku bunga acuan BI ini diperkirakan mendukung pertumbuhan ekonomi agar tetap solid, terutama bagi industri perbankan.
"Pelonggaran kebijakan moneter BI tersebut diperkirakan akan mendorong penurunan cost of fund, yang selanjutnya akan mendorong penurunan suku bunga kredit. Tujuannya agar permintaan kredit bisa terdongkrak sehingga perekonomian kembali pulih dan membaik di masa transisi pemerintahan," papar Ibrahim.
Diketahui, pemangkasan suku bunga acuan ini adalah yang pertama sejak Februari 2021. Suku bunga BI sempat bertahan di level 3,5 persen sejak Februari 2021 sampai Juli 2022. Kemudian, kenaikan mulai terjadi pada Agustus 2022 hingga Agustus 2024 yang berada di level 6,25 persen.