Harga Minyak Dunia Melejit hampir 3%

Ilustrasi harga minyak dunia naik. Foto: Freepik.

Harga Minyak Dunia Melejit hampir 3%

Husen Miftahudin • 20 June 2025 08:55

Calgary: Harga minyak dunia melonjak hampir tiga persen pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB) karena perang udara yang telah berlangsung seminggu antara Israel dan Iran meningkat dan ketidakpastian tentang potensi keterlibatan Amerika Serikat (AS) membuat investor gelisah.
 
Mengutip data Yahoo Finance, Jumat, 20 Juni 2025, minyak mentah Brent berjangka ditutup naik USD2,15 atau 2,8 persen menjadi USD78,85 per barel, penutupan tertinggi sejak 22 Januari.
 
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk periode Juli naik sebanyak USD2,06 atau sebesar 2,7 persen menjadi USD77,20. Adapun, volume perdagangan minyak mentah rendah pada Kamis karena hari libur federal AS.
 
Israel mengebom target nuklir di Iran pada Kamis, dan Iran menembakkan rudal dan pesawat nirawak ke Israel setelah menyerang rumah sakit Israel semalam.
 
Gedung Putih mengatakan Presiden AS Donald Trump akan memutuskan apakah AS akan terlibat dalam konflik Israel-Iran dalam dua minggu ke depan. Prospek itu membuat harga minyak mentah naik.
 

Baca juga: Perang Israel-Iran dan Inflasi Global


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

Risiko gangguan energi akan meningkat

 
Diketahui, Iran adalah produsen terbesar ketiga di antara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang mengekstraksi sekitar 3,3 juta barel minyak mentah per hari.
 
Sekitar 18 juta hingga 21 juta barel minyak dan produk minyak per hari bergerak melalui Selat Hormuz di sepanjang pantai selatan Iran, dan ada kekhawatiran yang meluas pertempuran tersebut dapat mengganggu arus perdagangan.
 
Risiko gangguan energi besar akan meningkat jika Iran merasa terancam secara eksistensial, dan masuknya AS ke dalam konflik tersebut dapat memicu serangan langsung terhadap tanker dan infrastruktur energi.
 
JP Morgan mengatakan skenario ekstrem, di mana konflik meluas ke wilayah yang lebih luas dan mencakup penutupan Selat Hormuz, dapat mengakibatkan harga minyak melonjak hingga USD120 hingga USD130 per barel.
 
Goldman Sachs mengatakan premi risiko geopolitik sekitar USD10 per barel dapat dibenarkan, mengingat pasokan Iran yang lebih rendah dan risiko gangguan yang lebih luas yang dapat mendorong minyak mentah Brent di atas USD90.
 
Bahkan jika ketegangan Timur Tengah mereda dalam beberapa hari mendatang, harga minyak mungkin tidak akan kembali ke kisaran rendah USD60 yang diperdagangkan sebulan lalu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)