Ilustrasi. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 19 November 2025 15:35
Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan perhatian serius terhadap temporary government shutdown (penutupan Pemerintah Amerika Serikat) dan arah suku bunga kebijakan moneter AS. Sebab, hal tersebut membuat ketidakpastian pasar keuangan global kembali meningkat.
"Perkembangan ini memerlukan kewaspadaan dan penguatan respons kebijakan untuk memitigasi dampak rambatan global, menjaga ketahanan eksternal, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri dengan tetap menjaga stabilitas," ungkap Perry dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan Periode November 2025, Rabu, 19 November 2025.
Perry melanjutkan, pertumbuhan ekonomi AS masih melambat akibat berlanjutnya dampak tarif dagang AS dan sempat berhentinya aktivitas pemerintah yang terlama sepanjang sejarah yang berdampak pada tetap lemahnya kondisi ketenagakerjaan AS. Perlambatan ekonomi juga terjadi di Jepang, Tiongkok, dan India akibat permintaan domestik yang belum kuat.
Sementara itu, ekonomi Eropa tumbuh lebih tinggi dari prakiraan akibat realisasi pertumbuhan di triwulan III-2025 yang ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi seiring pelonggaran kebijakan moneter.
"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi dunia 2025 diprakirakan tetap sekitar 3,1 persen," sebut dia.
| Baca juga: Trump Sudah Tentukan Pilihan Ketua The Fed Baru, Pengganti Jerome Powell |
.jpg)