Wall Street Ditutup Bervariasi: Nasdaq Boncos, Dow Jones Raup Cuan Sendirian

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Wall Street Ditutup Bervariasi: Nasdaq Boncos, Dow Jones Raup Cuan Sendirian

Husen Miftahudin • 15 October 2025 08:02

New York: Saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir beragam pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), karena investor mencerna dimulainya musim laporan keuangan kuartal ketiga dari raksasa perbankan Wall Street.
 
Mengutip Xinhua, Rabu, 15 Oktober 2025, indeks Dow Jones Industrial Average naik 202,88 poin, atau 0,44 persen, menjadi 46.270,46. Indeks S&P 500 turun 10,41 poin, atau 0,16 persen, menjadi 6.644,31. Indeks Komposit Nasdaq turun 172,91 poin, atau 0,76 persen, dan ditutup pada level 22.521,70.
 
Sebanyak delapan dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup menguat, dengan sektor barang konsumsi pokok dan industri memimpin penguatan dengan kenaikan masing-masing sebesar 1,72 persen dan 1,17 persen.
 
Sektor teknologi dan barang konsumsi diskresioner memimpin penguatan dengan penurunan masing-masing sebesar 1,59 persen dan 0,26 persen.
 

Baca juga: Bos The Fed: Turun atau Naik Suku Bunga, Pasti Ada Risiko!


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Rapor hijau saham blue chip bikin Dow semringah

 
Di Wall Street, bank-bank besar melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan. JPMorgan Chase, Citigroup, Goldman Sachs, dan Wells Fargo semuanya melampaui perkiraan sebelum penutupan perdagangan saham.
 
Namun, saham JPMorgan turun 1,9 persen setelah CEO Jamie Dimon memperingatkan tentang ketidakpastian yang berasal dari kondisi geopolitik yang kompleks, tarif dan ketidakpastian perdagangan, harga aset yang tinggi, serta risiko inflasi yang stagnan.
 
Sementara Wells Fargo melonjak 7,2 persen dan memimpin penguatan di S&P 500, sementara Citigroup naik 3,9 persen dan Goldman Sachs turun dua persen. Nama-nama perusahaan blue-chip seperti Walmart, Caterpillar, dan American Express mengangkat Dow, masing-masing naik sekitar 5 persen, 4,5 persen, dan 3 persen.
 
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan prospek ketenagakerjaan dan inflasi sebagian besar tetap tidak berubah sejak pertemuan kebijakan September. Namun, ia mengakui risiko penurunan ketenagakerjaan tampaknya telah meningkat.
 
"Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa proyeksi ini harus dipahami sebagai representasi dari berbagai hasil potensial yang probabilitasnya terus berkembang seiring informasi baru yang menginformasikan pendekatan kita dalam pembuatan kebijakan di setiap pertemuan," ungkap Powell.
 
Powell menambahkan penutupan pemerintah yang sedang berlangsung, yang telah menunda data ekonomi utama seperti laporan pekerjaan, dapat segera membuat keputusan kebijakan lebih menantang jika berlanjut hingga pertengahan Oktober.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)