Dolar AS 'Terpeleset' saat Investor Gelisah Konflik Timur Tengah

Dolar AS. Foto: Xinhua/Liu Jie.

Dolar AS 'Terpeleset' saat Investor Gelisah Konflik Timur Tengah

Husen Miftahudin • 20 June 2025 08:19

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB) karena ancaman konflik Timur Tengah yang lebih luas membayangi pasar.
 
Mengutip Xinhua, Jumat, 20 Juni 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,04 persen menjadi 98,863.
 
Pada akhir perdagangan New York, euro menguat menjadi USD1,1485 dari USD1,1475 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi USD1,3458 dari USD1,3415 pada sesi sebelumnya.
 
Dolar AS dibeli 145,48 yen Jepang, lebih tinggi dari 145,05 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8175 franc Swiss dari 0,8191 franc Swiss.
 
Dolar AS naik menjadi 1,3713 dolar Kanada dari 1,3695 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 9,6420 kronor Swedia dari 9,6485 kronor Swedia.
 

Baca juga: Dolar AS Masih Terlalu Tangguh Lawan Mata Uang Utama Dunia


(Dolar AS. Foto: Freepik)
 

Ketidakpastian terus meningkat

 
Serangkaian keputusan suku bunga di Eropa menyoroti kesulitan yang dialami para bankir sentral dalam menghadapi ketidakpastian yang terus mengalami peningkatan.
 
Ketegangan geopolitik yang meningkat pesat telah mendorong mata uang Negeri Paman Sam tersebut, yang telah mendapatkan kembali status 'safe haven'-nya akhir-akhir ini.
 
Iran dan Israel melakukan serangan udara lebih lanjut pada Kamis, dengan konflik memasuki hari ketujuh. Kekhawatiran atas potensi keterlibatan AS juga meningkat, karena Presiden Donald Trump membuat dunia bertanya-tanya apakah AS akan bergabung dengan pemboman Israel terhadap situs nuklir Iran.
 
Di sisi lain, Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap stabil pada Rabu. Bank of England juga tidak mengubah suku bunga pada Kamis, dengan alasan meningkatnya ketidakpastian global dan inflasi yang terus-menerus sebagai kekhawatiran terhadap prospek ekonomi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)