Dolar AS Berani Menguat Lagi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Dolar AS. Foto: Freepik.

Dolar AS Berani Menguat Lagi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Husen Miftahudin • 2 May 2025 08:29

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), di tengah optimisme tentang negosiasi perdagangan global dan perhatian terhadap data tenaga kerja yang akan datang.
 
Meskipun ada data ekonomi yang kurang menggembirakan, seperti kontraksi tak terduga sebesar 0,3 persen pada pertumbuhan ekonomi AS di kuartal pertama, harapan akan tercapainya kesepakatan perdagangan baru mendukung pergerakan positif dolar AS.
 
Mengutip Xinhua, Jumat, 2 Mei 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,78 persen menjadi 100,246.
 
Sementara itu, mengutip Investing.com, data dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan pelemahan dalam aktivitas manufaktur, dengan indeks jatuh ke 48,7 di April. Klaim pengangguran awal juga meningkat lebih dari yang diperkirakan, menambah kekhawatiran akan perlambatan ekonomi.
 
Namun, sentimen pasar terangkat oleh pernyataan Presiden Donald Trump mengenai potensi kesepakatan dagang dengan negara-negara seperti India, Jepang, dan Korea Selatan, serta keyakinan akan potensi kesepakatan dengan Tiongkok.
 
Hal ini mendorong investor untuk berharap bahwa tekanan tarif dapat dikurangi di masa mendatang. Berikutnya, para pelaku pasar menanti terbitnya data non-farm payroll yang akan rilis malam ini.
 

Baca juga: Ekonomi Minus 0,3%, Amerika Serikat di Ambang Resesi


(Dolar AS. Foto: Freepik)
 

Dolar AS dan sentimen pasar

 
Meskipun terdapat tekanan di sektor konsumen dan manufaktur, kekhawatiran akan inflasi dan perlambatan ekonomi telah membuat investor tetap berhati-hati. Namun, optimisme terkait perundingan perdagangan turut membantu dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya seperti euro, sterling, dan yen.
 
Pasar juga mencermati tanda-tanda dari Federal Reserve, di mana Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengindikasikan kurva imbal hasil yang terbalik mendukung pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Fed, yang bisa memberikan dorongan tambahan bagi ekonomi AS.
 
Adapun pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1286 dari USD1,1348 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi USD1,3278 dari USD1,3339 pada sesi sebelumnya.
 
Dolar AS dibeli 145,68 yen Jepang, lebih tinggi dari 142,77 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 0,8316 franc Swiss dari 0,8229 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3848 dolar Kanada dari 1,3785 dolar Kanada. Dolar AS meningkat menjadi 9,7566 kronor Swedia dari 9,6559 kronor Swedia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)