Harga Emas Tertekan Dua Hari Beruntun, Pasar Tunggu Sinyal The Fed

Emas batangan. Foto: Investopedia.

Harga Emas Tertekan Dua Hari Beruntun, Pasar Tunggu Sinyal The Fed

Husen Miftahudin • 25 June 2025 10:43

Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) kembali mengalami tekanan dalam dua hari terakhir. Pada perdagangan Selasa, 24 Juni 2025, harga emas anjlok tajam hingga menembus level psikologis USD3.350. Berdasarkan data pasar, logam mulia tersebut turun lebih dari 1,50 persen dan ditutup di kisaran USD3.315 per troy ons.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan kejatuhan harga emas pada Selasa dipicu oleh komentar hawkish dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang menegaskan The Fed belum memiliki urgensi untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

"Pernyataan Powell mempertegas sikap The Fed yang masih enggan menurunkan suku bunga. Selama suku bunga tinggi dipertahankan, emas akan kesulitan menguat karena daya tariknya sebagai aset non-yield menjadi berkurang," jelas Andy dikutip dari analisis harian, Rabu, 25 Juni 2025.

Selain itu, pasar juga mencermati pernyataan sejumlah pejabat The Fed lainnya yang senada. Mereka menegaskan bahwa bank sentral AS masih memiliki ruang untuk menunggu dan melihat perkembangan inflasi serta dampak tarif sebelum mengambil keputusan terkait suku bunga. Kondisi ini turut memicu penguatan dolar AS secara terbatas dan semakin menekan harga emas.

Memasuki perdagangan hari ini, Rabu, 25 Juni 2025, tekanan terhadap harga emas masih berlanjut. Di awal sesi Asia, XAU/USD diperdagangkan di kisaran USD3.325, melanjutkan pelemahan yang sudah terjadi sehari sebelumnya.

Selain sentimen dari The Fed, penurunan harga emas juga dipengaruhi oleh meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Berita gencatan senjata resmi antara Iran dan Israel membuat permintaan terhadap aset safe haven seperti emas berkurang drastis. Kesepakatan damai sementara ini tercapai setelah empat gelombang serangan Iran ke wilayah yang diduduki Israel.

"Pasar global beralih ke aset-aset berisiko begitu kabar gencatan senjata diumumkan. Akibatnya, emas kehilangan momentum beli yang biasanya muncul saat ketegangan geopolitik memanas," tambah Andy.
 

Baca juga: Trump Desak Powell 'Kebiri' Suku Bunga Fed Jadi 2%


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Tren bearish masih dominan


Dari sisi teknikal, Andy Nugraha menegaskan tren bearish pada XAU/USD masih dominan. Analisis candlestick dan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini menunjukkan potensi penurunan lanjutan.

Jika tekanan jual terus berlanjut, emas diperkirakan akan menguji area support di level USD3.295. Namun, apabila harga mampu bertahan dan memantul dari area tersebut, peluang rebound ke kisaran USD3.353 tetap terbuka.

Sementara itu, pelaku pasar juga menantikan pidato lanjutan dari Jerome Powell yang dijadwalkan berlangsung hari ini. Pernyataan Powell sebelumnya yang kurang dovish telah memberikan sinyal suku bunga tinggi masih akan dipertahankan dalam waktu cukup lama.

Sikap tersebut turut diperkuat oleh komentar sejumlah pejabat The Fed lainnya, seperti Presiden Fed Kansas City, Jeff Schmid, dan Presiden Fed Cleveland, Beth Hammack, yang sama-sama mengindikasikan peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat masih sangat kecil.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)