Emas batangan. Foto: dok MIND ID.
Husen Miftahudin • 8 September 2025 10:41
Jakarta: Harga emas dunia (XAU/USD) tetap menunjukkan ketahanan pada awal pekan ini dengan diperdagangkan di kisaran USD3.590 per troy ons pada Senin, 8 September 2025, terkoreksi sedikit usai menembus rekor tertinggi sepanjang masa di USD3.600 pada Jumat, 5 September 2025 lalu.
Lonjakan harga ini dipicu oleh laporan Nonfarm Payrolls (NFP) Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkiraan, sehingga memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan siklus pemangkasan suku bunga.
Menurut analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, tren bullish emas masih cukup kuat. Berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average, pergerakan XAU/USD menunjukkan arah kenaikan yang konsisten.
"Saat ini, momentum bullish masih mendominasi, dengan potensi harga emas untuk kembali menguji level USD3.600. Namun, jika terjadi koreksi, area support terdekat berada di sekitar USD3.572," jelas Andy dalam analisis hariannya, Senin, 8 September 2025.
Laporan tenaga kerja AS pada Agustus 2025 memperlihatkan perlambatan perekrutan sekaligus kenaikan tingkat pengangguran ke level tertinggi sejak 2021. Data tersebut menjadi sinyal jelas pasar tenaga kerja AS mulai melemah, sejalan dengan pernyataan Gubernur The Fed Christopher Waller, yang menyebutkan adanya tanda-tanda keretakan sejak akhir Juli.
"Kondisi ini menambah keyakinan pasar bank sentral AS akan menurunkan suku bunga pada pertemuan 17 September 2025," ungkap Andy.
Pasar obligasi pun merespons cepat. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor dua tahun yang sensitif terhadap perubahan suku bunga merosot lebih dari 11 basis poin ke level 3,48 persen. Tekanan pada imbal hasil obligasi memberikan dukungan tambahan bagi harga emas, karena suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang dalam memegang aset tanpa imbal hasil seperti emas.
Baca juga: Ini Proyeksi Harga Emas Dunia Besok, Melejit Atau Malah Melempem? |