Dolar AS. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 20 December 2025 09:22
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), karena investor mengabaikan perlambatan inflasi inti AS yang menjadi 2,6 persen pada November.
Mengutip Xinhua, Sabtu, 20 Desember 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,18 persen menjadi 98,599.
Pada penutupan perdagangan di New York, euro melemah menjadi USD1,1724 dari USD1,1725 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris menguat menjadi USD1,3391 dari USD1,3386 pada sesi sebelumnya.
Dolar AS diperdagangkan pada 157,51 yen Jepang, lebih tinggi dari 155,52 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS juga menguat menjadi 0,7946 franc Swiss dari 0,7940 franc Swiss.
Mata uang Negeri Paman Sam itu juga naik menjadi 1,3786 dolar Kanada dari 1,3781 dolar Kanada. Namun dolar AS turun menjadi 9,2556 krona Swedia dari 9,2846 krona Swedia.
(Dolar AS. Foto: Freepik)
Inflasi AS terendah sejak 2021
Adapun, perlambatan
inflasi inti AS yang menjadi 2,6 persen pada November merupakan level terendah sejak awal 2021. Setelah penutupan (akibat pandemi), BLS (Bureau of Labor Statistics) mengalami masalah dengan data. Butuh waktu untuk mengembalikan kepercayaan terhadapnya.
Di sisi lain, bank sentral global menunjukkan perbedaan arah kebijakan menyusul keputusan The Fed, Inggris, dan Meksiko yang menurunkan suku bunga. Sementara zona euro, Norwegia dan Swedia, mengisyaratkan jeda yang berkelanjutan.
Bank of Japan memperketat kebijakannya, menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak 1995 di level 0,75 persen. Meskipun demikian, dolar AS menguat terhadap mata uang utama dunia karena ekspektasi jeda yang berkepanjangan dalam proses penurunan suku bunga dana federal.
Sementara itu, Bank of England menurunkan suku bunga repo menjadi 3,75 persen dengan lima suara berbanding empat. Andrew Bailey memperingatkan ruang gerak yang terbatas dalam siklus ekspansi moneter pada 2026.
Akibatnya, pasar berjangka mengurangi skala ekspektasinya menjadi 25 basis poin. Poundsterling awalnya menguat, tetapi penilaian ulang data inflasi AS membuat GBP/USD kembali ke level yang lebih rendah.
Sesuai perkirakan, ECB menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk zona euro menjadi 1,4 persen pada 2025 dan 1,2 persen pada 2026. Bank sentral memperkirakan inflasi akan tetap di bawah target hingga 2028.