Inflasi PCE AS Melambat Jadi 2,3% di Maret

Ilustrasi, konsumen memilih barang di sebuah supermarket di Foster City, California, AS. Foto: Li Jianguo/Xinhua.

Inflasi PCE AS Melambat Jadi 2,3% di Maret

Husen Miftahudin • 1 May 2025 09:00

Washington: Pengukur inflasi pilihan Federal Reserve, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) Amerika Serikat (AS), naik menjadi 2,3 persen pada Maret 2025. Angka ini melambat dari kenaikan 2,7 persen pada Februari 2025, Departemen Perdagangan AS melaporkan.

Pengukur PCE memperhitungkan bagaimana konsumen mengubah perilaku mereka sehubungan dengan harga yang lebih tinggi, dan merupakan ukuran perilaku konsumen yang lebih luas daripada indeks harga konsumen (CPI).

Indeks harga inti PCE, yang tidak memperhitungkan harga pangan dan energi yang fluktuatif, naik 2,6 persen pada Maret dari tahun lalu, melambat dari kenaikan 3,0 persen pada Februari. Data terbaru masih di atas target inflasi Fed sebesar 2,0 persen.

Meskipun ada tanda-tanda inflasi mereda, para ekonom tetap khawatir tentang inflasi di masa mendatang karena kebijakan tarif ekspansif pemerintahan Trump.

Pada pertengahan April, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memperingatkan kenaikan tarif pemerintah kemungkinan akan menyebabkan kenaikan inflasi jangka pendek, sementara gangguan rantai pasokan dapat menyebabkan tekanan yang lebih berkelanjutan.

"Tingkat kenaikan tarif yang diumumkan sejauh ini jauh lebih besar dari yang diantisipasi. Hal yang sama kemungkinan juga berlaku pada dampak ekonomi, yang akan mencakup inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat," kata Powell dikutip dari Xinhua, Kamis, 1 Mei 2025.
 

Baca juga: Ekonomi Minus 0,3%, Amerika Serikat di Ambang Resesi


(Ilustrasi. Foto: Freepik)
 

Ekonomi AS terkontraksi 0,3%


Data PCE dirilis pada hari yang sama ketika Biro Analisis Ekonomi AS (BEA) melaporkan produk domestik bruto (PDB) AS menyusut pada tingkat tahunan sebesar 0,3 persen pada kuartal pertama tahun ini.

Surat Kobeissi, sebuah publikasi keuangan, mencatat beberapa indikator kini menunjukkan resesi terhadap ekspektasi kasus dasar pada 2025.

"Pasar sepenuhnya memperhitungkan empat kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir 2025. Pasar berpikir Fed akan memprioritaskan penurunan output ekonomi AS daripada potensi rebound inflasi," kata Kobeissi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)