Harga Minyak Dunia Terkerek Pertikaian Trump dengan India-Rusia

Ilustrasi harga minyak naik. Foto: Carsurin.com

Harga Minyak Dunia Terkerek Pertikaian Trump dengan India-Rusia

Husen Miftahudin • 8 August 2025 09:01

Houston: Harga minyak dunia bergejolak pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), setelah mengalami aksi jual pada Rabu, karena para pedagang menantikan sinyal terbaru yang muncul dari perang tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
 
Pada Rabu, Trump menaikkan tarif AS terhadap India menjadi 50 persen sebagai balasan atas pembelian minyak Rusia oleh India. Pajak impor baru akan berlaku 21 hari setelah 7 Agustus.
 
India sebagian besar menolak untuk berhenti membeli minyak Rusia karena sulitnya menemukan penggantinya. India membeli sekitar dua juta barel per hari, menurut laporan Financial Times.
 
Trump ingin memberikan tekanan ekonomi kepada Rusia agar mengakhiri perang Ukraina, tindakan yang menyebabkan komoditas hitam itu mencapai titik terendah dalam delapan minggu pada sesi Rabu.
 
Mengutip Yahoo Finance, Jumat, 8 Agustus 2025, harga minyak mentah Brent diperdagangkan sekitar USD66,31 per barel pada Kamis, sekitar 0,7 persen lebih tinggi dari sesi sebelumnya. Sementara harga West Texas Intermediate (WTI) juga naik sekitar 0,7 persen menjadi USD64,81 per barel.
 

Baca juga: Tertekan Berhari-hari, Harga Minyak Mulai Merangkak Naik


(Ilustrasi pergerakan harga minyak. Foto: dok ICDX)
 

OPEC+ kerek produksi 547 ribu bph

 
Harga minyak di awal pekan ini sensitif terhadap pertimbangan target produksi OPEC+. Kartel tersebut mengambil langkah untuk meningkatkan produksi sebesar 547 ribu barel per hari (bph) pada September. Kenaikan ini menambah kekhawatiran akan kelebihan pasokan terkait konsumsi minyak AS.
 
Peningkatan produksi ini menandai pembalikan penuh dan awal dari pemangkasan pasokan paling signifikan OPEC+, yang telah diterapkan untuk menopang harga selama pandemi.
 
Peningkatan ini juga mencakup peningkatan terpisah untuk Uni Emirat Arab (UEA), yang meningkatkan total produksi sekitar 2,5 juta barel per hari, atau sekitar 2,4 persen dari permintaan minyak global. OPEC+ membenarkan langkah tersebut dengan menyebutkan ekonomi global yang tangguh dan stok yang rendah.
 
Ada kekhawatiran kelompok itu akan meningkatkan pasokan lagi setelah September, dengan diskusi tentang penghentian pemotongan lebih lanjut sebesar 1,65 juta barel per hari pada pertemuan kelompok berikutnya pada 7 September yang meningkatkan ketegangan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)