Terdampak Pergerakan Kurs, Belanja Bunga Utang Tahun Ini Capai Rp498 Triliun

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Terdampak Pergerakan Kurs, Belanja Bunga Utang Tahun Ini Capai Rp498 Triliun

Media Indonesia • 9 July 2024 18:33

Jakarta: Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Suminto menyampaikan, tahun ini pembayaran bunga utang yang harus dikeluarkan pemerintah berkisar Rp498 triliun. Angka tersebut telah memperhitungkan perubahan nilai tukar rupiah.

"Anggaran belanja bunga di APBN 2024 Rp497 triliun, outlook kita ke Rp498 triliun, ada sekitar Rp1,5 triliun deviasi, diantaranya karena kurs," ujar Suminto kepada pewarta di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2024.

Namun Suminto belum bisa memastikan besaran belanja bunga utang di tahun depan. Pasalnya, saat ini besaran itu masih dalam bentuk kisaran persentase dan baru dapat dibulatkan ketika Nota Keuangan dibacakan oleh Presiden pada 16 Agustus 2024.

"Nanti tergantung titiknya, titiknya ketika jadi RAPBN. Kalau sekarang kan range, dan itu masih lebar, sehingga nanti akan ketemu angka-angkanya range ketika jadi poin di 16 Agustus nanti," jelasnya.
 

Baca juga: Pemerintah Diminta Cermat soal Defisit Anggaran
 

Pembiayaan anggaran melalui SAL


Dia menambahkan, pemerintah akan terus berupaya mengoptimalisasi kebijakan pembiayaan. Salah satu yang akan tetap digunakan di tahun depan ialah pembiayaan anggaran melalui Saldo Anggaran Lebih (SAL).

Penggunaan SAL, kata Suminto, juga berhasil menekan pengadaan utang pemerintah. Tahun ini, misalnya, pemerintah akan memanfaatkan dana SAL sebesar Rp151 triliun untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran.

Melalui pemanfaatan SAL itu, pemerintah bisa mengurangi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Sehingga, penarikan utang dapat ditekan dengan cara itu.

"Untuk 2025 nanti kita akan lihat akhir tahun, apakah kita perlu bentuk SiLPA kalau bentuk SiLPA, berarti akan bertambah lagi SAL-nya. Jadi tentu akan kita lihat situasinya ketika kita melihat di triwulan IV kondisinya seperti apa," kata Suminto.

"Jadi kalau mengelola APBN tetap kita ada buffer-buffer termasuk SAL pada jumlah atau size yang reasonable. Itu kita siapkan, cuma kan levelnya berapa, jumlahnya berapa, kita belum bisa bicara banyak saat ini," tambah dia.

(M ILHAM RAMADHAN)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)