Ketua Fed Jerome Powell. Foto: Xinhua/Hu Yousong.
Husen Miftahudin • 8 May 2025 07:44
Washington: Federal Reserve Amerika Serikat (AS) pada Rabu (Kamis pagi WIB) mempertahankan kisaran target untuk suku bunga dana federal pada 4,25 persen hingga 4,5 persen. Bank sentral AS tersebut beralasan, karena kebijakan tarif pemerintahan Presiden AS Donald Trump Trump diperkirakan akan menyebabkan inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
"Ketidakpastian tentang prospek ekonomi semakin meningkat. Komite memperhatikan risiko pada kedua belah pihak dalam mandat gandanya dan menilai risiko pengangguran yang lebih tinggi dan inflasi yang lebih tinggi telah meningkat," ungkap Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), dikutip dari Xinhua, Kamis, 8 Mei 2025.
Ini menandai keputusan ketiga berturut-turut Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga sejak pertemuan Januari dan Maret. Soal dampak tarif, Ketua Fed Jerome Powell mengaku pihaknya benar-benar belum melihat dampak ekonomi yang besar dalam data tersebut.
"Kami melihat sentimen, ada kekhawatiran harga yang lebih tinggi mungkin akan terjadi atau hal-hal seperti itu. Jadi, orang-orang, mereka sekarang khawatir tentang inflasi. Mereka khawatir tentang guncangan dari tarif. Namun, guncangan itu belum terjadi," kata Powell.
Powell mencatat semua kebijakan baru pemerintahan Trump masih berkembang, dan dampaknya terhadap perekonomian masih tidak pasti. "Jika kenaikan tarif besar yang telah diumumkan terus berlanjut, kemungkinan akan terjadi peningkatan inflasi, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan pengangguran," kata Powell kepada wartawan.
"Dampaknya terhadap inflasi bisa berlangsung singkat, mencerminkan perubahan satu kali pada tingkat harga. Ada kemungkinan juga bahwa dampak inflasi justru bisa lebih persisten," lanjutnya.
Baca juga: The Fed Diramalkan Tahan Suku Bunga, Bagaimana dengan BI? |