Rupiah Parkir di Rp16.926/USD, Perlahan Menguat?

Ilustrasi. Foto: dok MI/Susanto.

Rupiah Parkir di Rp16.926/USD, Perlahan Menguat?

Ade Hapsari Lestarini • 7 April 2025 10:03

Jakarta: Nilai tukar rupiah hanya mampu menguat tipis pada perdagangan pagi ini. Mata uang Garuda itu sebelumnya sempat menyentuh level Rp17 ribu per USD.

Mengacu data Bloomberg, Senin, 7 April 2025, rupiah menguat hingga 274 poin atau 1,65 persen menjadi Rp16.926 per USD dari sebelumnya di posisi Rp17.006 per USD. Sementara berdasarkan data Yahoo Finance, rupiah masih berada di posisi Rp16.554 per USD.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan banyak fundamental yang memengaruhi pelemahan mata uang rupiah. Salah satunya adalah rilis data tenaga kerja di Amerika di luar ekspetasi, yang lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya.

Selain itu, testimoni The Fed menyebutkan terlalu dini untuk menurunkan suku bunga saat ini dalam kondisi ekonomi global sedang bermasalah dan inflasi yang masih tetap tinggi.


Ilustrasi. Foto: dok MI/Adam Dwi.

"Penurunan suku bunga menunggu dampak dari perang dagang," tutur Ibrahim, dikutip Senin, 7 April 2025.

Hal tersebut, tambahnya, akan menutup kemungkinan The Fed yang akan menurunkan suku bunga dalam tahun ini sebesar tiga kali atau 75 basis poin yang membuat indeks dolar kembali mengalami penguatan cukup signifikan.

"Kemudian tentang masalah perang dagang, kita melihat kondisi perang dagang saat ini bukan saja terkena dampak terhadap Tiongkok, Eropa, Kanada, Meksiko. Tetapi hampir semua negara terkena biaya impor, salah satunya adalah Indonesia yang terkena dampak biaya impor sebesar 32 persen," beber dia.

 

Baca juga: Rupiah Akhirnya Jeblok hingga Tembus Rp17 Ribu, Ini Penyebabnya
 

Pemerintah harus contoh negara-negara lain


Pemerintah, jelas Ibrahim, mestinya mencontoh negara-negara lain yang melakukan perlawanan terhadap kebijakan Amerika Serikat, seperti memberikan biaya impor 32 persen terhadap produk-produk impor dari AS, bukan malah melakukan negosiasi.
 
Ibrahim menyampaikan, faktor geopolitik di Timur Tengah dan Eropa yang terus memanas, juga menjadi faktor mata uang rupiah kembali mengalami pelemahan yang cukup signifikan.
 
Ia memprediksi Bank Indonesia (BI) akan melakukan melakukan triple intervensi pada Senin, 7 April 2025, khususnya di pasar valuta asing obligasi perdagangan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).

"Tetapi kemungkinan besar intervensi tersebut itu pun juga tidak akan terlalu berpengaruh terlalu besar. Karena ada kemungkinan pada saat pembukaan pasar di Senin rupiah akan tembus level Rp17.050," ungkap Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)