Ilustrasi masyarakat miskin. Foto: dok MI.
Ade Hapsari Lestarini • 4 August 2025 07:45
Jakarta: Sejumlah berita ekonomi menjadi terpopuler pada Minggu, 3 Agustus 2025. Berita-berita ini terpantau menjadi perhatian para pembaca Metrotvnews.com. Pembaca menyoroti beberapa isu yang sedang mengemuka saat ini, utamanya terkait kemiskinan dan fenomena Rojali-Rohana. Berikut rangkuman berita selengkapnya:
1. Fenomena 'Rojali-Rohana' Makin Marak Gegara Angka Kemiskinan Perkotaan Membeludak
Dengan semakin sulitnya masyarakat di perkotaan memenuhi kebutuhan hidup yang layak, muncul fenomena Rojali (rombongan jarang beli) dan Rohana (rombongan hanya nanya) di pusat perbelanjaan. Ini mencerminkan masyarakat lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dasar dibandingkan kebutuhan sekunder atau tersier.
Baca selengkapnya
di sini
2. PHK 'Dimana-mana', Tingkat Kemiskinan di Indonesia Terancam Membeludak
Indonesia perlu bersiap menghadapi potensi peningkatan
kemiskinan. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi nasional yang tidak selaras dengan penciptaan lapangan kerja, sehingga memperbesar risiko sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
Baca selengkapnya
di sini
3. Begini Cara Melacak Uang Salah Transfer dan Menariknya Kembali
Salah transfer uang akibat menekan tombol nomor yang tidak sesuai sering kali menjadi masalah di era transaksi digital saat ini. Namun, hal ini bisa ditangani dengan cepat dengan cara melacak uang salah transfer yang tepat. Bahkan, uang yang salah ditransfer dapat didapatkan kembali dengan mudah melalui prosedur yang benar.
Baca selengkapnya
di sini
4. PPATK Blokir Rekening Pasif, BRI Buka Suara
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berkomitmen mematuhi regulasi dan melaksanakan apa yang menjadi concerns dari regulator, dalam melaksanakan penghentian transaksi atas rekening dormant.
Baca selengkapnya
di sini
5. Diramal Cetak Rp105 Triliun, Industri Kemasan Jadi Andalan di Tengah Gejolak Ekonomi
Pemerintah mengandalkan industri kemasan yang dinilai tahan terhadap gejolak dan ketidakpastian ekonomi global. Maklum, ketidakpastian membuat ekonomi global tahun ini cuma tumbuh tiga persen, dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas ekonomi secara front loading serta penurunan tarif impor efektif oleh Amerika Serikat (AS).
Baca selengkapnya
di sini