Pemerintah Godok Skema Perdagangan Karbon Sektor Pemanfaatan Hutan

Ilustrasi hutan Jawa. Foto: KPH Jawa

Pemerintah Godok Skema Perdagangan Karbon Sektor Pemanfaatan Hutan

M Ilham Ramadhan Avisena • 20 January 2025 13:37

Jakarta: Pemerintah tengah menyiapkan skema perdagangan karbon di sektor pemanfaatan hutan dan penggunaan lahan (forest and other land uses/FOLU) untuk melengkapi produk dalam Bursa Karbon Indonesia. Rencana itu terkuak menyusul peresmian perdagangan karbon internasional pada hari ini.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan skema tersebut direncanakan rampung dalam waktu dekat guna melengkapi produk perdagangan karbon Indonesia.

 
"Kami di internal Kementerian Kehutanan sedang menyiapkan skema yang mudah-mudahan akan menimbulkan gairah bagi pasar karbon, berbagai macam mekanisme sedang kami persiapkan," ujar Raja dilansir Media Indonesia, Senin, 20 Januari 2025.

"Kami sudah berkonsultasi bertemu dengan pihak OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan tentu pertemuannya akan semakin intensif. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama sektor FOLU akan bisa juga kita launching di tempat ini," lanjut Raja.

Kementerian Kehutanan, kata dia, juga membuka ruang bagi publik untuk berkomunikasi dalam penyusunan skema perdagangan karbon sektor FOLU itu.

Hal tersebut ditujukan agar perdagangan karbon di sektor FOLU memiliki kualitas yang baik ketika nanti diluncurkan.

 
Baca juga: 

Pemerintah Pastikan Elemen Ekosistem Demi Tingkatkan Efektivitas Perdagangan Karbon



Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Foto: Medcom.id
 

Produk karbon dari sektor FOLU memberikan nilai tambah bagi Indonesia

Di kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyambut baik segala upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi emisi karbon melalui perdagangan di Bursa Karbon Indonesia.

Produk karbon dari sektor FOLU, imbuhnya, akan memberikan nilai tambah bagi Indonesia, tak semata dari aspek pengurangan emisi, melainkan hal-hal yang terkait dengan keanekaragaman hayati, lingkungan hidup, hingga aspek sosial.

"Bisa dikatakan mungkin di luar Indonesia tidak ada, kalau pun ada, tidak banyak negara lain yang akan memiliki kesempatan dan peluang kontributif yang begitu besar terhadap produk pengurangan emisi karbon FOLU. Jadi ini memang tekad kita bersama dan tentu kita mendukung sepenuhnya," jelas Mahendra.

Dia juga memastikan aspek pengawasan maupun pemantauan akan dilakukan dengan baik. "Sedangkan untuk infrastruktur ke depan perlu kami sampaikan juga bahwa hal-hal itu dilakukan dengan seksama oleh Bursa Karbon Indonesia, termasuk sistem pencatatan yang berbasis blockchain," terang Mahendra.

"Jadi semua yang ada dalam infrastruktur bursa yang ada di Indonesia ini sudah memiliki standar dan juga tentu keberadaan yang sejajar dengan bursa-bursa karbon serupa di internasional. Dari segi keandalan dan juga reliability-nya kita semua paham bahwa kita junjung tinggi, sehingga tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan bagi proses transaksi itu sendiri," tutur Mahendra.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)