Rupiah Salip Dolar Pagi Ini

Ilustrasi mata uang rupiah dan dolar AS. Foto: MI/Susanto.

Rupiah Salip Dolar Pagi Ini

Husen Miftahudin • 10 November 2025 09:42

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penguatan.

Mengutip data Bloomberg, Senin, 10 November 2025, rupiah hingga pukul 09.33 WIB berada di level Rp16.672 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 18 poin atau setara 0,11 persen dari Rp16.690 per USD pada penutupan perdagangan sebelumnya.

Sementara menukil data Yahoo Finance, rupiah pada waktu yang sama berada di level Rp16.699 per USD. Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah pada hari ini akan bergerak secara fluktuatif, meski demikian rupiah diprediksi akan kembali melemah.

"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.690 per USD hingga Rp16.740 per USD," jelas Ibrahim.
 

Baca juga: Rupiah Menguat Sore Ini, Cek Prediksinya Pekan Depan
 

Penutupan Pemerintah AS terus berlangsung


Ibrahim mengungkapkan, pergerakan kurs rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen penutupan Pemerintah AS yang berkepanjangan, yang kini telah memasuki bulan kedua. Kondisi ini telah menunda rilis laporan ekonomi utama, termasuk data ketenagakerjaan dan inflasi, sehingga pasar hanya memiliki panduan resmi yang terbatas.

"Kekosongan data ini telah meningkatkan ketidakpastian dan mendorong investor untuk mengandalkan survei sektor swasta sebagai sinyal ekonomi," tutur Ibrahim.

Adapun, laporan pekerjaan swasta menunjukkan tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja, menambah ekspektasi The Fed dapat kembali melonggarkan suku bunga kebijakan lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Berdasarkan survey, peluang penurunan suku bunga sekitar 70 persen pada Desember, naik dari sekitar 60 persen sehari sebelumnya.

Selain itu, ekspor Tiongkok turun secara tak terduga pada Oktober setelah kenaikan tajam pada bulan sebelumnya, meleset dari perkiraan kenaikan moderat. Impor juga melemah, yang menyebabkan penurunan neraca perdagangan negara, menunjukkan tekanan perdagangan yang terus berlanjut dan permintaan domestik yang lemah.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Susanto)
 

Laju ekonomi Indonesia melambat


Di sisi lain, Ibrahim memandang pelambatan laju perekonomian pada kuartal III-2025 yang realisasinya hanya 5,04 persen semakin memperberat posisi pemerintah untuk mengejar target pertumbuhan tahunan di angka 5,2 persen.

"Kalau menurut perhitungan secara akumulatif, untuk mencapai angka pertumbuhan 5,2 persesn, pemerintah perlu mengejar target pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2025 di angka 5,77 persen sampai 5,8 persen," jelas dia. 

Sementara proyeksi pemerintah saat ini, kuartal IV-2025 hanya tumbuh di angka 5,5 persen. Hal itu berarti, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 2025 hanya akan berada di kisaran 5,13 persen.

"Meski simulasinya jauh lebih baik dari 2024 yang hanya tumbuh di angka 5,03 persen, secara tren pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2025 di angka 5,5 persen apalagi 5,77 persen sangat jarang bisa dicapai," ungkap Ibrahim.

Selama 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi kuartal IV tidak pernah mencapai angka 5,5 persen. Apalagi dengan kondisi ekonomi 2025, yang selain ditopang dukungan dari stimulus pemerintah, nyaris tidak ada momentum politik atau ekonomi dalam skala besar yang bisa membawa ekonomi Indonesia tumbuh 5,5 persen pada kuartal IV-2025. 

Rata-rata pertumbuhan ekonomi kuartal IV dari 2015-2024 hanya di kisaran 4,3 persen. "Nilai rata-rata ini memperhitungkan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020 yang terkontraksi 2,19 persen akibat pandemi covid-19," terang Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)