Dolar AS Menang Lawan Poundsterling, Tapi Keok di Tangan Euro

Dolar AS. Foto: dok MI.

Dolar AS Menang Lawan Poundsterling, Tapi Keok di Tangan Euro

Husen Miftahudin • 25 October 2025 08:57

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) hampir stagnan pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), menyusul data inflasi terbaru yang menunjukkan kenaikan harga konsumen AS lebih rendah dari perkiraan pada September, yang membuat Federal Reserve tetap pada jalur untuk memangkas suku bunga lagi minggu depan.

Mengutip Xinhua, Sabtu, 25 Oktober 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,02 persen menjadi 98,953.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1626 dari USD1,1618 pada sesi sebelumnya. Sementara poundsterling Inggris malah turun menjadi USD1,3304 dari USD1,3323 pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 152,87 yen Jepang, lebih tinggi dari 152,53 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 0,7957 franc Swiss dari 0,7952 franc Swiss.

Mata uang Negeri Paman Sam itu naik menjadi 1,4001 dolar Kanada dari 1,3989 dolar Kanada. Dolar AS menguat menjadi 9,3948 kronor Swedia dari 9,3909 kronor Swedia.
 

Baca juga: Dolar AS Digdaya, Yen hingga Poundsterling Disikat!


(Dolar AS. Foto: Freepik)
 

Inflasi AS naik tipis


Adapun, Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,3 persen (mtm) pada September 2025 dan 3,0 persen (yoy). Realisasi ini lebih rendah dari perkiraan ekonom yang berada di level 0,4 persen (mtm) dan naik 3,1 persen (yoy).

Laporan IHK diterbitkan meskipun data ekonomi sempat terhenti akibat penutupan pemerintah. Angka tersebut, yang digunakan oleh Badan Jaminan Sosial untuk menghitung penyesuaian biaya hidup bagi jutaan pensiunan dan penerima tunjangan lainnya, awalnya akan dirilis pada 15 Oktober.

Di sisi lain, kurs dolar AS terpengaruh sentimen kekhawatiran perang dagang yang kembali menjadi agenda setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan semua perundingan dagang dengan Kanada dihentikan akibat sebuah iklan dari provinsi Ontario yang menampilkan rekaman mantan Presiden Ronald Reagan berbicara negatif tentang tarif.

Juga sentimen pertemuan Trump-Xi Jinping yang diusulkan di Korea Selatan telah memicu beberapa ekspektasi akan resolusi perang dagang yang kadang-kadang putus antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)