Begini Cara Kerja Penipu Curi Data Pribadi

Jakarta: Transformasi digital, khususnya dalam sistem pembayaran, telah memberikan layanan yang sangat memudahkan penggunanya. Namun di balik kemudahan tersebut, ada tantangan besar berupa risiko kejahatan siber seperti pencurian data pribadi yang juga semakin berkembang dalam melakukan aksinya.
 
Cyber phising menjadi bentuk kejahatan siber yang paling marak dilakukan saat ini. Phising adalah upaya penipuan yang bertujuan mencuri data pribadi seperti informasi akun, kata sandi, maupun data finansial lainnya, dengan menyamar sebagai pihak yang terpercaya.
 

Baca juga: Jurus BCA Atasi Kejahatan Siber

(Ilustrasi serangan siber. Foto: Yeni Safak)
 

Cara kerja penipu curi data pribadi

 
Salah satu modus penipuannya yang kerap dilakukan adalah menggunakan fake BTS (Base Transceiver Station) atau pemancar sinyal palsu.
 
Pelaku akan memasang perangkat BTS mini dengan radius terbatas, biasanya hanya beberapa kilometer. Ketika ponsel pengguna menangkap sinyal tersebut, otomatis perangkat akan terkoneksi.
 
Dari sana, pelaku dapat mengirim SMS atau tautan palsu yang seolah-olah berasal dari bank atau pihak resmi lainnya. Ketika korban mengklik tautan tersebut, mereka akan diarahkan ke website tiruan yang memiliki tampilan serupa dengan situs resmi.
 
Data yang dimasukkan oleh korban mulai dari username, password, hingga kode OTP akan langsung direkam oleh pelaku. Hal ini yang kemudian digunakan oleh pelaku untuk mengakses akun korban, mengambil saldo atau menyalahgunakan informasi pribadi.
 
Selain melalui BTS palsu, phising juga sering digunakan dalam bentuk email, pesan singkat sms, atau aplikasi palsu. Pelaku memanfaatkan social engineering dengan memancing rasa ingin tahu korban atau dalam situasi urgensi. Misalnya, dengan mengirimkan undangan palsu, promo hadiah, atau peringatan keamanan mendesak. (Aulia Rahmani Hanifa)