Wall Street Bervariasi Seiring Berlanjutnya Konflik Iran-Israel

Ilustrasi Wall Street. Foto: Xinhua/Wang Ying.

Wall Street Bervariasi Seiring Berlanjutnya Konflik Iran-Israel

Husen Miftahudin • 21 June 2025 07:38

New York: Saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir bervariasi pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu pagi WIB), karena semakin dalamnya konflik Iran-Israel dan spekulasi tentang apakah AS akan terlibat langsung.

Mengutip Xinhua, Sabtu, 21 Juni 2025, pasar bergejolak sepanjang sesi perdagangan, dengan Dow Jones Industrial Average naik tipis 35,16 poin, atau 0,08 persen, menjadi 42.206,82. Sebaliknya, S&P 500 turun 13,03 poin, atau 0,22 persen, menjadi 5.967,84, sementara Nasdaq Composite Index turun 98,86 poin, atau 0,51 persen, ditutup pada 19.447,41.

Kinerja sektor terbagi, dengan enam dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah. Layanan komunikasi dan material memimpin penurunan, masing-masing turun 1,83 persen dan 0,66 persen. Saham energi diuntungkan oleh ketidakpastian geopolitik, naik 1,05 persen, sementara barang kebutuhan pokok konsumen naik 0,62 persen.

Ketegangan di Timur Tengah terus membayangi sentimen pasar. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menegaskan kembali kesediaan Teheran untuk melanjutkan perundingan diplomatik dengan Jerman, Prancis, Inggris, dan Uni Eropa, menyusul diskusi di Jenewa.

Namun, Gedung Putih mengatakan Presiden AS Donald Trump akan memutuskan dalam waktu dua minggu apakah akan melibatkan AS secara militer dalam konflik tersebut, yang meningkatkan tekanan pada Iran untuk kembali ke meja perundingan.

Konflik yang meningkat telah meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas dan membuat aset-safe haven seperti obligasi pemerintah AS naik. Imbal hasil obligasi Treasury dua tahun turun 3,8 basis poin menjadi 3,907 persen, sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun 2,2 basis poin menjadi 4,374 persen. Imbal hasil obligasi 30 tahun turun sedikit di bawah 1 basis poin menjadi 4,889 persen, semuanya mencapai level terendah sejak 12 Juni.
 

Baca juga: IHSG dan Rupiah Rontok di Akhir Pekan


(Ilustrasi Wall Street. Foto: iStock)
 

Fed memperingatkan peningkatan inflasi


Terkait kebijakan moneter, investor mencerna komentar dari pejabat Federal Reserve menyusul keputusan bank sentral untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil. Ketua Fed Jerome Powell memperingatkan inflasi dapat meningkat dalam beberapa bulan mendatang.

Namun, pandangan di dalam Fed masih terbagi. Gubernur Fed Christopher Waller mengindikasikan dukungan untuk penurunan suku bunga paling cepat pada pertemuan berikutnya, sementara Presiden Fed Richmond Tom Barkin menyarankan pendekatan yang lebih hati-hati, dengan alasan tidak ada kebutuhan segera untuk tindakan.

Dalam berita perusahaan, Kroger muncul sebagai perusahaan dengan kinerja terbaik di S&P 500. Raksasa supermarket itu melaporkan laba yang lebih tinggi dari perkiraan dan menaikkan perkiraan penjualan di toko yang sama, dengan mengutip kinerja yang kuat di bidang farmasi, makanan segar, dan e-commerce.

Saham CarMax juga naik setelah pengecer mobil bekas itu membukukan laba yang lebih baik dari yang diantisipasi, didorong oleh penjualan kendaraan ritel yang lebih tinggi.

Meskipun risiko geopolitik meningkat, Wall Street telah menunjukkan ketahanan dalam beberapa minggu terakhir. Namun, dengan tekanan inflasi, ketidakpastian tarif, dan kemungkinan meluasnya konflik di Timur Tengah, pasar tetap waspada menjelang paruh kedua tahun ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)