Ilustrasi rupiah. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.
M Ilham Ramadhan Avisena • 20 September 2024 14:01
Jakarta: Pemangkasan BI Rate oleh Bank Indonesia (BI) tak serta merta diikuti langsung oleh penurunan
suku bunga kredit perbankan. Itu umum terjadi lantaran bank akan melakukan penyesuaian terlebih dulu sebelum mengikuti langkah bank sentral.
"Itu membutuhkan waktu sekitar tiga bulan ke depan. Itu karena bank harus menghitung kembali aset dan kewajiban atau
assets and liabilities management-nya," ujar pengamat perbankan Paul Sutaryono saat dihubungi, dikutip Jumat, 20 September 2024.
Kendati demikian, pemangkasan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,0 persen merupakan angin segar bagi perekonomian Indonesia. Itu juga disebut menjadi katalis yang positif bagi pasar modal dan sektor riil di dalam negeri.
Sebabnya, kata Paul, penurunan BI Rate akan memacu penurunan bunga kredit dalam beberapa waktu ke depan. "Hal itu akan diawali dengan menipisnya suku bunga deposito. Karena biaya dana (
cost of fund) akan menipis pula. Namun, transmisi itu tidak berjalan serta merta," tutur Paul.
Perkuat kurs rupiah
Lebih lanjut, ia menyampaikan, penurunan BI Rate juga akan berdampak pada kekuatan nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, alias mengalami apresiasi.
Itu juga tak lepas dari dampak bawaan penurunan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) atau The Fed Fund Rate (FFR).
Diketahui, Bank Indonesia memangkas BI Rate sebesar 25 bps menjadi 6,0 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024.
Penurunan bunga acuan itu sejatinya telah dinanti oleh banyak pihak lantaran dianggap akan mendukung kinerja perekonomian secara umum.