Tak Cukup Hanya Maaf, Legislator NasDem Desak Dirut Pertamina Lakukan Pembenahan Total

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Asep Wahyuwijaya. Foto: Istimewa.

Tak Cukup Hanya Maaf, Legislator NasDem Desak Dirut Pertamina Lakukan Pembenahan Total

Anggi Tondi Martaon • 3 March 2025 19:00

Jakarta: Anggota Komisi VI DPR RI, Asep Wahyuwijaya, menegaskan permintaan maaf Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, tak cukup menebus potensi kerugian negara Rp1000 triliun dalam megakorupsi tata kelola minyak mentah. Perlu langkah strategis yang transparan dan akuntabel untuk menguak kasus korupsi hingga ke akarnya.

"Maaf saja tentu tidak cukup. Bagaimana mungkin potensi korupsi sebesar ini selesai hanya dengan permintaan maaf? Harus ada langkah konkret, jelas, dan transparan dalam menyelesaikan masalah ini sampai ke akar-akarnya," ujar Asep melalui keterangan tertulis, Senin, 3 Maret 2025.

Legislator asal Daerah Pemilihan Jawa Barat V (Kabupaten Bogor) itu mengungkapkan, Simon belum lama memimpin Pertamina. Maka, wajar jika Simon pasang badan menyampaikan permintaan maaf.

“Sebagai pimpinan institusi, wajar Pak Dirut minta maaf. Tapi secara personal beliau sebenarnya tidak perlu karena baru masuk ke Pertamina dan pasti kaget dengan kejadian yang keterlaluan dan memalukan ini,” ungkap Asep.
 

Baca juga: 

Komisi VI Dorong Pembentukan Panja Usut Korupsi Pengoplosan BBM Pertamina


Politikus Partai NasDem itu menilai, Simon Aloysius harus membangun tradisi perusahaan yang bersih dan memastikan tata kelola yang baik. Bahkan, hal itu diterapkan hingga anak dan cucu perusahaan di bawah naungan Pertamina.

"Pak Dirut harus mampu memandu Pertamina dengan nilai-nilai baru, merapikan tata kelola bukan hanya di induk perusahaan, tapi juga di anak dan cucu usahanya," sebut dia. 

Asep juga menuturkan, citra dan nama baik serta kepercayaan publik terhadap Pertamina kini sudah merosot. Hal itu dibuktikan dengan beralihnya masyarakat menggunakan BBM milik swasta.

"Kalau tidak ada upaya perbaikan fundamental oleh Pertamina sendiri, maka bisa jadi Pertamina akan semakin ditinggalkan rakyat Indonesia. Jika ini terjadi, maafnya Dirut Pertamina kan cuma lucu-lucuan saja. Maaf tetap perlu, tapi kesalahannya terlalu besar jika hanya maaf saja," ujar dia.

Saat ini yang dibutuhkan adalah tindak lanjut dari maaf yang kongkrit, mendasar dan fundamental untuk memperbaiki Pertamina dan mengembalikan citra dan kepercayaan publik terhadap Pertamina, jauh lebih penting.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)