Ilustrasi. Foto: dok MI.
Insi Nantika Jelita • 22 September 2025 11:38
Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar (kurs) rupiah mengalami pergerakan bertolak belakang. Pasar saham tengah terapresiasi, sedangkan mata uang Garuda malah terpojok kedigdayaan dolar Amerika Serikat (AS).
Head of Research and Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menyampaikan tren kenaikan IHSG berlanjut, ditutup pada rekor tertinggi baru di level 8.051,1 atau naik 0,53 persen pada perdagangan Jumat, 19 September 2025. Kenaikan tersebut tidak terlepas dari derasnya aliran modal asing yang masuk ke domestik.
"Kenaikan IHSG ini terjadi setelah koreksi singkat sebesar 0,2 persen pada Kamis sebelumnya. Arus modal asing tercatat masuk signifikan, mencapai Rp2,9 triliun," kata Rully dalam keterangan resmi, Senin, 22 September 2025.
Perdagangan diwarnai transaksi blok besar pada saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), sehingga total nilai transaksi mendekati Rp69,5 triliun. Saham DSSA melonjak 4,5 persen ke level Rp114.150 per saham.
Sementara itu, saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 1,3 persen ke harga Rp7.800, dan Astra International Tbk (ASII) menguat 2,7 persen ke posisi Rp5.725.
Baca juga: Rupiah Masih Kesulitan Lawan Dolar AS di Pagi Awal Pekan |