Dolar AS. Foto: Freepik.
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang utama pada perdagangan Senin waktu setempat (Selasa WIB), bgnkit dari penurunan tajam minggu lalu menyusul pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga bulan depan.
Mengutip Xinhua, Selasa, 26 Agustus 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,73 persen menjadi 98,430.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1621 dari USD1,1722 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris melemah menjadi USD1,3460 dari USD1,3526 pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli 147,80 yen Jepang, lebih tinggi dari 146,87 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8060 franc Swiss dari 0,8011 franc Swiss.
Mata uang Negeri Paman Sam itu juga naik menjadi 1,3853 dolar Kanada dari 1,3825 dolar Kanada. Dolar AS menguat menjadi 9,5916 kronor Swedia dari 9,4971 kronor Swedia.
(Dolar AS. Foto: Freepik)
Peluang pemangkasan suku bunga Fed 25 bps
Perusahaan pialang besar, termasuk Barclays, BNP Paribas, dan Deutsche Bank, memperkirakan penurunan
suku bunga Fed sebesar 25 basis poin pada September menyusul pernyataan Powell pada Jumat ketika ia mengatakan risiko terhadap pasar tenaga kerja AS meningkat, meskipun ia juga mengatakan inflasi tetap menjadi ancaman.
Para pedagang memperkirakan peluang sebesar 84,3 persen untuk pemangkasan setidaknya seperempat poin pada pertemuan Federal Reserve September, turun sedikit dari 84,7 persen pada sesi sebelumnya, menurut perangkat FedWatch CME, tetapi jauh di atas ekspektasi 61,9 persen sebulan yang lalu.
Diukur terhadap sekeranjang enam mata uang utama, dolar telah melemah lebih dari sembilan persen tahun ini. Euro menjadi mata uang yang paling menguat dalam keranjang tersebut dengan kenaikan lebih dari 12 persen.
Terlepas dari arah kebijakan The Fed, investor kemungkinan akan tetap fokus pada serangan Presiden AS Donald Trump terhadap Powell dan para pembuat kebijakan The Fed lainnya, yang telah menimbulkan kekhawatiran tentang independensi bank sentral.
Langkah pemerintahan Trump untuk menggantikan Powell sebagai kepala bank sentral kemungkinan akan memakan waktu berbulan-bulan karena presiden akan memutuskan penggantinya.