Ejek Gubernur Fed soal Suku Bunga, Trump: Powell 'Demen Banget' Telat!

Presiden AS Donald Trump bersama Gubernur Fed Jerome Powell. Foto: Xinhua/Yin Bogu.

Ejek Gubernur Fed soal Suku Bunga, Trump: Powell 'Demen Banget' Telat!

Husen Miftahudin • 19 May 2025 14:29

Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengejek Gubernur The Federal Reserve (Fed) Jerome Powell terkait lambannya gerak bank sentral AS dalam memangkas suku bunga.

Padahal, menurut Trump, pemangkasan suku bunga diperlukan AS saat ini guna menghindari pelemahan ekonomi domestik yang terlalu dalam. Jika tak segera diantisipasi dengan pemangkasan suku bunga, bukan tidak mungkin ekonomi AS akan masuk ke jurang resesi.

"Hampir semua orang meminta Fed untuk memotong suku bunga lebih cepat, daripada terlambat," kata Trump dalam sebuah unggahan di media sosial, seperti dikutip dari Xinhua, Senin, 19 Mei 2025.

"Terlambat Powell, tapi memang Powell adalah orang yang 'demen banget' telat, mungkin (dalam pertemuan Federal Open Market Committee/FOMC nanti) dia akan telat lagi (pangkas suku bunga). Tapi, siapa yang tahu?" ejek Trump.

Trump terus menyuarakan keluhannya tentang Powell, meskipun ia mengatakan Powell akan tetap menjabat meskipun Presiden AS tersebut yakin inflasi tidak lagi menjadi masalah. Trump ingin Powell menjadi 'sedikit lebih aktif' soal pemotongan suku bunga.
 

Baca juga: Ekonomi AS Masih Kuat, Pejabat The Fed Sabar Ambil Kebijakan


(Presiden AS Donald Trump. Foto: Xinhua/Hu Yousong)
 

Perseteruan Trump-Powell


Analis berpendapat serangan Trump terhadap Powell merupakan upaya untuk menyalahkan The Fed atas kelemahan ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan tarif Trump sendiri.

Melansir laman The Atlantic, Trump telah menerapkan perang dagang terhadap hampir seluruh negara.  Perang dagang ini, menurut The Atlantic, menakutkan investor dan menyebabkan mereka membuang aset yang didenominasi dolar. Harga obligasi AS pun jatuh, dan nilai dolar melemah.

"Ketika kebijakan Trump menimbulkan kekacauan, sang pembuat kebijakan membutuhkan alasan dan seseorang untuk disalahkan. Powell adalah orangnya," tulis The Atlantic.

Trump menganggap penurunan suku bunga sebagai obat mujarab untuk kesalahan ekonominya sendiri. Ketika perang dagang merongrong pasar pada akhir 2018, ia menekan The Fed untuk memangkas suku bunga guna menyelamatkannya.

Namun, The Atlantic mengingatkan tanggung jawab The Fed adalah menjaga stabilitas harga. Jika The Fed menurunkan suku bunga jangka pendek selama inflasi, hal itu dapat membuat investor takut dan mengharapkan hal yang lebih buruk, sehingga mendorong kenaikan suku bunga jangka panjang.

"Penyelamatan yang dibutuhkan ekonomi bukan perubahan dalam kebijakan moneter, tetapi agresi ekonomi Trump terhadap mitra dagang. Akhiri tarif, biarkan perdagangan pulih, dan kemudian The Fed dapat melakukan pekerjaan penyembuhannya," tulis The Atlantic.

Di tengah ketegangan ini, Powell telah menunjukkan komitmennya untuk menjaga independensi The Fed dari tekanan politik.  Ia bersikukuh The Fed akan terus bertindak sesuai mandatnya untuk menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan lapangan kerja.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Husen Miftahudin)