Ambruk Berhari-hari, Dolar AS Mulai Unjuk Gigi Lagi

Dolar AS dan Euro. Foto: Xinhua/Zheng Huansong.

Ambruk Berhari-hari, Dolar AS Mulai Unjuk Gigi Lagi

Husen Miftahudin • 15 August 2025 08:22

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menguat secara keseluruhan pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB) karena data menunjukkan harga produsen AS meningkat lebih tinggi dari perkiraan pada periode Juli 2025 di tengah lonjakan biaya jasa dan barang, yang mengindikasikan peningkatan inflasi yang lebih luas dalam beberapa bulan mendatang.

Mengutip Xinhua, Jumat, 15 Agustus 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,43 persen menjadi 98,256.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD1,1642 dari USD1,1700 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris melemah menjadi USD1,3533 dari USD1,3567 pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 147,88 yen Jepang, lebih tinggi dari 147,44 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8085 franc Swiss dari 0,8056 franc Swiss.

Sementara mata uang Negeri Paman Sam itu juga naik menjadi 1,3814 dolar Kanada dari 1,3771 dolar Kanada. Dolar AS menguat menjadi 9,5888 kronor Swedia dari 9,5529 kronor Swedia.
 

Baca juga: Indeks Harga Produsen Melejit, Inflasi Makin Tekan Ekonomi AS


(Dolar AS. Foto: Freepik)
 

Lonjakan inflasi tekan Fed pangkas suku bunga


Adapun ukuran inflasi yang tinggi di tingkat grosir menyusul kenaikan harga konsumen yang lebih baik dari yang dikhawatirkan pada periode Juli. Kondisi ini mendorong para pedagang untuk meningkatkan taruhan pada penurunan suku bunga dari Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang.

Meskipun data pada Kamis tidak mengganggu argumen untuk penurunan suku bunga pada September, hal itu menimbulkan kekhawatiran tarif masih dapat memicu inflasi dalam beberapa bulan mendatang dan mengubah arah penurunan suku bunga untuk sisa tahun ini.

Hal itu juga merugikan argumen bagi The Fed untuk melanjutkan pemotongan suku bunga dengan pemotongan 50 basis poin pada September, sesuatu yang disarankan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) AS Scott Bessent.

Presiden The Fed St. Louis Alberto Musalem mengungkapkan pemotongan suku bunga setengah poin pada pertemuan The Fed September tidak dibenarkan pada kondisi ekonomi saat ini, dengan negara yang hampir mencapai tingkat pengangguran penuh, inflasi yang berjalan di atas target The Fed sebesar dua persen, dan bisnis masih dalam tahap awal adaptasi terhadap pajak impor yang lebih tinggi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)