Kaji Efek Tarif Trump, Powell 'Minta Waktu' Sebelum Pangkas Suku Bunga

Ketua The Fed Jerome Powell. Foto: Xinhua.

Kaji Efek Tarif Trump, Powell 'Minta Waktu' Sebelum Pangkas Suku Bunga

Husen Miftahudin • 25 June 2025 10:48

New York: Federal Reserve (The Fed) menyatakan pihaknya masih memerlukan waktu untuk mengkaji dampak kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini terkait dengan penahanan suku bunga baru-baru ini.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral perlu lebih banyak waktu untuk melihat apakah kenaikan tarif impor akan mendorong inflasi sebelum mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, seperti yang didesak oleh Trump.

"Kenaikan tarif tahun ini kemungkinan akan mendorong harga naik dan membebani aktivitas ekonomi. Efeknya pada inflasi bisa saja bersifat sementara, hanya mencerminkan lonjakan harga satu kali. Namun, juga mungkin efeknya lebih bertahan lama," kata Powell dikutip dari Investing.com, Rabu, 25 Juni 2025.

Pernyataan Powell ini sejalan dengan keputusan kebijakan terbaru dari bank sentral yang mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 4,25 persen hingga 4,5 persen dan tidak memberi sinyal akan segera menurunkannya.

Proyeksi ekonomi yang dirilis juga menunjukkan sebagian besar pejabat memperkirakan akan ada dua kali penurunan suku bunga sebesar 0,25 persen sebelum akhir tahun ini.

Meski demikian, terdapat perbedaan pandangan di dalam tubuh The Fed. Dua gubernur bank sentral mengatakan penurunan suku bunga bisa dimulai secepatnya pada pertemuan Juli, karena inflasi masih belum meningkat akibat tarif. Namun, dua presiden bank regional menyatakan masih khawatir inflasi akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan.
 

Baca juga: Trump Desak Powell 'Kebiri' Suku Bunga Fed Jadi 2%


(Presiden AS Donald Trump bersama Gubernur Fed Jerome Powell. Foto: Xinhua/Yin Bogu)
 

Waspada tarif meski kondisi ekonomi masih solid


Powell mengakui kondisi ekonomi saat ini masih solid, dengan tingkat pengangguran rendah dan inflasi yang jauh di bawah puncaknya saat pandemi.

Namun, ketidakpastian mengenai kebijakan tarif, termasuk rencana kenaikan tarif yang akan diberlakukan pada bulan mendatang, membuat pihaknya memilih untuk berhati-hati. "Perubahan kebijakan terus berkembang, dan dampaknya terhadap perekonomian masih belum pasti," kata Powell.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)